Rupanya hasil penelitian skripsinya itu sudah terbit dalam bentuk jurnal pada tahun 2019 lalu sebagai syarat kelulusan.
Menurutnya, masalah perselingkuhan memang jarang dijadikan sebagai topik penelitian.
Hal tersebut lantaran tidak semua orang mau menceritakan pengalamannya pernah dikhianati.
"Perselingkuhan ini topik cukup challenging dan berat karena sedikit orang yang mau diwawancarai atau diberi kuisioner untuk diteliti," tutur Tesa dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (9/12/2021).
Meski topik yang ia ambil sangat jarang, Tesa merasa tidak kesulitan.
Terlebih, Tesa memiliki dosen pembimbing yang turut mendampinginya dalam penelitiannya.
"Aku sangat tidak merasa kesulitan datang dari diri sendiri, jadi ketika aku mencari variabelnya mencari daftar pustaka yang bersangkutan dengan jurnal skripsiku cukup gampang.
Variabel forgiveness dengan kecerdasan emosi juga sudah banyak, jadi tinggal digabungkan dengan topik perselingkuhan.
Kebetulan dosenku juga supel dan bisa dijaka brainstorm," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bawa ide skripsinya berawal dari sakit hatinya pada sang mantan pacar.
Dikatakannya, kala itu hubungan dengan pacar terdahulunya sudah ada ke arah jenjang serius.
Namun, Tesa malah dikhianati oleh sang pacar.
"Aku punya ide ini karena benar-benar alami pengalaman cukup berat, karena pacarannya baru serius," ungkapnya.