Find Us On Social Media :

Ibunya Diperkosa Pria Tak Dikenal, Bocah 9 Tahun Berakhir Tragis Usai Berusaha Lindungi sang Bunda, Aksi Bejat Pelaku Masih Terus Berlanjut Meski Tahu si Anak Tewas

By Luvy Octaviani, Rabu, 15 Desember 2021 | 16:21 WIB

bocah 9 tahun tewas usai berusahan melindungi ibunya yang jadi korban pemerkosaan

GridPop.ID - Bocah 9 tahun ini berakhir tragis setelah berusaha melindungi ibunya yang diperkosa oleh pria tak dikenal.Bahkan, kisah bocah 9 tahun ini sampai didengar media asing.Kejadian pemerkosaan ini terjadi di Aceh beberapa waktu lalu.Dilansir oleh intisari online dari laman Vietnam Eva.vn, pada Rabu (14/10/2020), dilaporkan kejadian tersebut terjadi pada 6 Oktober lalu di Aceh Timur, Indonesia.Anak usia 9 tahun tersebut berusaha melindungi ibunya, namun berakhir tewas karena diserang dengan parang sampai meninggal.Menurut cerita kisahnya bermula ketika sang anak tersebut sedang tidur.Kemudian, mendadak ia terbangun pada tengah malam, karena mendengar ada orang asing masuk ke rumahnya.Pria yang menyelinap masuk tersebut, ternyata adalah seorang pemerkosa, yang berencana melecehkan ibunya.

Baca Juga: Rumah Tangga Hasil Taaruf Mantan Pacarnya Hancur, Begini Respon hingga Doa Lesti Kejora Terkait Perceraian Rizki DA dan Nadya Mustika

Kebetulan saat itu ayahnya sedang tidak berada di rumah, anak laki-laki itu bergegas ke kamar tidur ibunya.Melihat ada orang asing berusaha memperkosa ibunya, bocah 9 tahun itu berteriak, "Berhenti, cepat berhenti." Sayangnya, kekuatan bocah berusia 9 tahun itu terlalu lemah dibandingkan dengan lelaki dewasa lainnya.Dia dengan dingin mendorong bocah itu pergi, lalu menyerang bocah itu dengan parang sampai mati.Pria ini mengambil tubuh bocah itu dan melarikan diri. Kemudian, tubuh bocah itu ditemukan di kanal terdekat pada pagi hari tanggal 8 Oktober.Pada malam 8 Oktober, polisi setempat menangkap seorang tersangka bernama Samsul, 35 tahun, di sebuah perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga: 'Terima Kasih Pemerintah', Sindiran Menohok Ernest Prakasa Soal Aturan Anggota Dewan Tak Wajib Karantina Selepas dari Luar Negeri, Sopan tapi Ngena

Samsul berusaha melawan polisi tetapi ditembak di kaki hingga menyerah, kemudian diborgol dan dibawa pergi.Inspektur Arief Sukmono Wibowo dari Kepolisian Kota Langsa, Indonesia, mengatakan Samsul sebelumnya mendekam di penjara selama 15 tahun karena pembunuhan dan baru dibebaskan beberapa bulan lalu.Petugas polisi menambahkan bahwa pemandangan di rumah bocah berusia 9 tahun itu sangat memilukan dan menakutkan.Tubuh anak laki-laki itu penuh dengan luka dan luka, "Ada luka di lengan, bahu, leher, rahang, dada, jari tangan dan masih banyak lagi", tambah Arief.Polisi mengatakan bahwa Samsul telah merencanakan penyerangan ini sebelumnya.Dia bekerja di perkebunan kelapa sawit terdekat, jadi dia pasti akrab dengan pondok bambu korban yang terpencil dan terpencil.Tersangka mengetahui bahwa suami korban tidak ada di rumah karena sering pergi menangkap udang pada malam hari.Saat hendak melakukan pemerkosaan, anak korban bangun dan berteriak untuk menyelamatkan ibunya. menggunakan senjata tajam yang dia bawa untuk membunuh anak itu, "kata Inspektur Arief.Samsul menuduh bahwa setelah membunuh seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, dia terus memperkosa ibunya.Tetangga yang tinggal di sekitarnya mendengar teriakan dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi.Saat ini, polisi masih terus mengusut masalah tersebut. Wanita yang diperkosa itu dirawat di rumah sakit, sementara keluarganya merawat putranya.

Baca Juga: 'Gak Bisa Berekspresi', Keluh-kesah Lesti Kejora Saat Bercinta dengan Rizky Billar Dibocorkan, Ungkap Sejak Hamil Jadi Punya Hobi Baru

Dengan kejahatan yang tak sangat kecam, dikatakan Samsul kini terancam hukuman mati.Sebagai tambahan, menurut organisasi perlindungan perempuan Rifka Annisa, penyebab utama terjadinya pemerkosaan adalah ketimpangan relasi kuasa yang terjadi antara pelaku dan korban yang terlibat. Relasi kuasa itu misalnya terjadi antara dosen dengan mahasiswa, orangtua dengan anak, artis dengan fans, bos dengan karyawan, rentenir dengan pengutang, dan sebagainya. Bahkan, bisa saja relasi kuasa terjadi antara seseorang dengan orang yang disukai atau dikaguminya, meskipun tak punya hubungan langsung. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rifka Annisa, sebagaimana disampaikan juru bicaranya, Defirentia One Muharomah kepada Kompas.com, Kamis (8/11/2018) pagi."Dalam penelitian Rifka Annisa, hal dominan yang menyebabkan mengapa pelaku melakukan pemerkosaan adalah karena mereka merasa berhak. Pemerkosaan ini adalah masalah relasi kuasa yang timpang," kata Defi.Jadi, menurut lembaga yang berbasis di Yogyakarta itu, kurang tepat jika ada yang menyimpulkan pemerkosaan terjadi hanya karena adanya aspek rendahnya moral dan liarnya nafsu birahi. Adanya kuasa yang dimiliki pelaku atas korban membuat pelaku merasa berhak dan tidak bersalah ketika melakukan tindakan biadabnya. "Banyak kasus pemerkosaan di Rifka Annisa yang pelakunya ayahnya sendiri, teman, pacar, tetangga, guru, dosen, dan orang-orang dekat yang justru dikenal oleh korban," kata Defi. Hal itu juga dibenarkan oleh Koordinator Pokja Reformasi Kebijakan Publik Koalisi Perempuan Indonesia, Indry Oktaviani. "Karena pelaku selalu berkuasa atas korban. Bukan berarti kedudukannya lebih tinggi ya, tapi karena pelaku menguasai korban," kata Indry.

Baca Juga: Biodata Artis Naysilla Mirdad, Ratu Sinetron Indonesia yang Dikabarkan Mualaf Jelang Pernikahan, Begini Fakta Sesungguhnya!GridPop.ID (*)