Find Us On Social Media :

Geger Video Panas Berdurasi 53 Detik, Pemeran Utama Berhubungan Seks Direkam Oleh Rekannya, Diduga Siswa SMP Ternama di Kota Baubau Sulawesi Tenggara

By Luvy Octaviani, Minggu, 9 Januari 2022 | 07:02 WIB

Ilustrasi video panas.

GridPop.ID - Berhubungan seks seharusnya dilakukan oleh orang dewasa yang sudah berstatus sebagai suami istri.Namun, baru-baru ini geger video panas berdurasi 53 detik.Yang lebih mengejutkan, pemeran utama wanitanya diduga adalah salah satu siswa SMP ternama di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.Dikutip oleh tribunsolo.com dari laman dari TribunSultra, video panas berdurasi 53 detik tersebut beredar di WhatsApp.Dalam video panas itu terlihat sepasang remaja melakukan adegan layaknya suami istri.Adegan tersebut mereka lakukan di ranjang dalam sebuah kamar.Diduga pemeran wanita adalah pelajar alah satu sekolah menengah pertama negeri atau SMPN ternama di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).Pasalnya, pemeran wanita masih tampak mengenakan seragam olahraga salah satu SMP ternama di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara.Terlihat seragam olahraga tersebut kombinasi warna biru pada bagian dada dan warna putih pada bagian lengan.

Baca Juga: Cuma Bisa Lihat Video Gala Sky di Ponsel Sata Rindu, Mayang Akui Sempat Ajak Doddy Sudrajat Bertemu Ponakan, Begini Jawaban dari Ayah Vanessa Angel

Selain itu, ada juga logo Tut Wuri Handayani pada bagian dada sebelah kirim pakaian olahraga itu.Terdapat tulisan salah satu SMP negeri pada bagian luar training yang dikenakan.Adegan tak senonoh tersebut direkam rekannya."Ngerinya e, pelan-pelan anaknya orang itu e," kata si perekam.Hingga saat ini belum diketahui secara pasti lokasi dan identitas pemeran diduga pelajar SMP dalam video panas tersebut.Sementara itu, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor (Kasatreskrim Polres Baubau, AKP Najamuddin, mengaku belum mengetahui secara pasti."Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku dalam video itu," katanya pada TribunSultra.Di sisi lain, pihak sekolah akan melakukan koordinasi dengan pihak dinas dan membahas internal dengan guru-guru."Saya belum tahu kalau ada video itu. Saya baru lihat tadi. Kalaupun ada, saya tidak bisa pastikan karena saya bukan ahlinya untuk melihat itu," kata Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Baubau, Mucadi.

Baca Juga: Ada yang Gratis dan Berbayar, Berikut Syarat Serta Kriteria Penerima Vaksin Booster yang Akan Dimulai pada 12 Januri 2022 Mendatang

Terkait seragam yang dikenakan pemeran dalam video syur itu, Mucadi mengklaim hanya kebetulan mirip."Bisa saja seragam SMP Negeri 2 Baubau hanya memiliki kemiripan atau disalahgunakan orang-orang yang tak bertangung jawab," sambungnya.Meski begitu, ia mengatakan pihaknya akan terus mencari tahu pelaku.Jika keduanya terbukti melakukan perbuatan tersebut maka nama baik sekolahnya akan tercoreng.Pentingnya Seks Edukasi untuk AnakBanyaknya pelecehan seksual pada anak bisa jadi disumbang oleh faktor minimnya pengetahuan seksual yang dimiliki oleh anak-anak sejak usia ini. Dikutip dari laman kompas.com, orang tua cenderung tertabrak tatanan budaya ketimuran, sehingga pengajaran seks edukasi di ruang lingkup rumah terabaikan dan terkesampingkan begitu saja. Padahal seks edukasi adalah pengetahuan yang harus diberikan kepada anak sejak dini, layaknya pengetahuan soal makan, minum, dan berpakaian. Menurut Christin Wibhowo, dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang, selain sebagai makhluk sosial kita juga merupakan makhluk seksual.

Baca Juga: Danu Jadi Tersangka? Pengacara Tak Tinggal Diam Bakal Lakukan Hal Ini Demi Ungkap Dalang Dari Pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang: Akan Kita Bela

Jadi posisi seks edukasi, sangat setara dengan kebutuhan dasar yang lain.Pendidikan seksual ini tak hanya berupa pengetahuan soal hubungan layaknya suami istri saja. Namun lebih ke pengenalan anatomi tubuh, kesehatan tubuh, cara merawat tubuh dan cara bersosial berbekal pengetahuan soal tubuh. "Pendidikan seksual harus diberikan lewat banyak sisi. Yaitu sisi kognitif atau cara berpikir, sisi emosi, sisi fisik, dan sisi sosial tentang bagaimana bergaul dengan orang lain yang sesama jenis dan beda jenis," begitu papar psikolog yang berpraktik di Semarang itu kepada Kompas.com, Kamis (20/05/2021) siang.GridPop.ID (*)