Marcell muda kemudian memulai karier musiknya sebagai drummer untuk band Hardcore bernama Puppen yang dibentuk bersama Robin.
Tidak disangka, band yang dibentuk secara tidak sengaja tersebut tercatat sebagai salah satu band underground terkemuka di Kota Bandung.
Meski terbilang underground, album-album Puppen laris terjual dengan cara yang tidak biasa melalui metode DIY (Do-It-Yourself) atau jemput bola pada pelanggan.
Puppen tercatat sukses merilis dua album Not A Pup (EP) dan MK II hingga akhirnya menjadi salah satu legenda musik underground Indonesia.
Namun, tidak lama Marcell meninggalkan band untuk melanjutkan studinya sebelum kembali sebagai Penyanyi Pop.
Di saat yang bersamaan, Marcell juga sempat membuat beberapa kelompok acapella antara lain bernama Six of One, Falz No Boyz dan Smooth (yang terakhir ini adalah grup acapella bersama dengan Gail Monoarfa, mantan vokalis Yovie & The Nuno yang juga adalah adik kelasnya) dengan membawakan lagu-lagu dari Shai, 4pm, Color Me Bad dan Boyz II Men. Grup tersebut kemudian manggung di acara-acara sekolah di SMU St. Aloysius, Bandung.
Namun, semuanya hanya berlangsung sementara dan tidak berkomitmen untuk serius.
Pada 1998, Marcell akhirnya memutuskan keluar dari Puppen karena ia merasa Puppen tidak lagi membuatnya berkembang secara musikalitas dan lebih ingin berkonsentrasi menekuni pendidikannya.
Setelah namanya sempat tenggelam, Marcell terdengar kembali karena membentuk sebuah band beraliran modern rock bernama The Experimental Jetset yang juga berbasis di Bandung.
Band ini sempat mengeluarkan sebuah album, namun kemudian bubar karena alasan ketidakcocokan visi dan komitmen. Tahun 2001, Marcell bergabung dengan paduan suara Glorify the Lord Ensemble pimpinan Daud P.M. Saba (ayah dari Carlo dan Denny Saba) yang aktif di bidang pelayanan dari gereja ke gereja dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Bagi Marcell, paduan suara ini jugalah yang telah memberikan kontribusi sangat besar dalam karier bernyanyinya.