"Suami istri itu memang sudah tidak akur lagi. Mereka mau cerai, tiga kali kita mediasi jangan sampai cerai, tapi mereka memang tidak mau bersama lagi, tidak mau rujuk, baik suaminya (polisi) maupun istrinya, disuruh balikan, tidak mau semua, sama-sama keras, tetap mau cerai," jelas Marhan.
Dia mengaku kaget saat mendengar kabar istri oknum polisi tersebut menggerebek suaminya sedang bersama wanita lain.
Sebab Marhan sudah menyarankan kepada istri oknum polisi itu bila dalam masalah keluarga mereka ada unsur pidana perselingkuhan dan penelantaran, lapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
"Itulah kami kaget, bingung juga, kenapa tiba-tiba istrinya gerebek itu. Waktu mediasi sudah kami tanya berulang kali sama istrinya itu masih ada tidak rasa sayang, katanya tidak ada lagi, sudah benci, begitu juga suaminya tetap ingin cerai," jelasnya.
Marhan mengakui keduanya masih berstatus suami istri secara sah karena proses persidangan perceraian mereka belum diputuskan pengadilan.
Dilansir dari Tribunnews,com, dalam penggerebekan itu istri sah polisi berinisial S mengajak anaknya serta sejumlah petugas Propam Polres Lubuklinggau.
Berdasarkan informasi dihimpun di lapangan sebelum penggerebekkan ini, S sudah menaruh kecurigaan sejak dua tahun lalu.
Awalnya istrinya curiga melihat sikap suaminya tiba-tiba berubah termasuk kepada kedua anaknya.
Namun, upaya S untuk membuktikan suaminya selingkuh selalu gagal, karena suaminya selalu berkelit.
Ketika melabrak suaminya di Polres Lubuklinggau, S mengatakan selama ini sudah lama memendam kekesalan mendalam pada suaminya.
Selama ini dia mengaku sangat tersiksa suaminya tidak memikirkan nasib anak-anaknya, karena sudah dua tahun sang suami tidak pernah memberikan nafkah kepada sang anak.