GridPop.ID - Peristiwa menghebohkan terjadi di Pemalang, Jawa Tengah.
Sepasang suami istri kedapatan menyimpan jenazah anaknya, SA (14) yang diduga meninggal sejak 3 bulan lalu.
Dilansir dari Kompas.com, pasutri tersebut berasal dari Dusun Sokatata, Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Kepolisian Sektor Moga, Pemalang berhasil mengungkap kejadian tersebut pada, Minggu (9/1/2021) usai warga setempat melapor.
Polisi bersama perangkat kecamatan, petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat sekitar yang menyambangi rumah SA mendapati jenazah tersebut sudah dalam kondisi terbujur kaku dan ditutup dengan selimut.
Petugas terkait yang memastikan bahwa anak tersebut telah meninggal kemudian berusaha membujuk agar pasutri tersebut bersedia memakamkan SA.
"Pendekatan persuasif yang kami lakukan cukup lama sampai akhirnya orang tua setuju untuk memakamkan SA.
Jenazah SA akhirnya dimakamkan pada Minggu, sekitar pukul 22.00 di sebuah lahan di belakang rumah mereka," kata Kepala Polsek Moga Ajun Komisaris Dibyo Suryanto saat dihubungi, Rabu (12/1/2022).
Terkait penyebab SA meninggal, Kepala Puskesmas Moga, Sugiarto menduga bahwa anak tersebut menderita TBC.
Sebelum meninggal dunia, SA sempat dibawa ke Rumah Sakit Islam Moga.
"Berdasarkan pemeriksaan rontgen di RS Islam Moga, SA diketahui menderita TBC.
Dokter sudah berpesan agar SA berobat dan rutin kontrol kesehatan ke puskesmas terdekat selama enam bulan penuh. Sayangnya, SA baru berobat selama satu bulan lalu berhenti," ucap Sugiarto.
Lebih lanjut, guna mengetahui sejak kapan SA meninggal perlu dilakukan otopsi.
Akan tetapi, berdasarkan keterangan orang tua serta tetangga dan kondisi jenazah, diperkirakan SA telah tiada sejak 3 bulan lalu.
Adapun jasad SA ditemukan dalam kondisi telah mengkerut serta berbau, dan berdasarkan pemeriksaan tidak ditemukan adanya upaya untuk mengawetkan jenazah menggunakan formalin atau semacamnya.
Warga mengaku meski SA telah meninggal beberapa bulan, namun mereka tak mencium bau menyengat.
Sugiarto beranggapan bahwa hal itu terjadi karena jarak antara rumah SA dan rumah para tetangga berjauhan.
Sebab, jarak terdekat antara rumah itu dan rumah tetangganya sekitar 70 meter.
Dilansir dari Banjarmasinpost.co.id, orang tua SA bukan hanya menyembunyikan kematian anaknya pada para tetangga, tapi juga guru serta kepala sekolah.
Padahal, guru serta teman-teman SA di SMP Negeri 3 Moga pernah menjenguk SA ke kediamannya, namun tak diizinkan masuk oleh orang tua si anak.
"Anak itu sudah tidak terlihat beraktivitas di luar rumah sejak beberapa bulan terakhir.
Orangtuanya bilang SA sakit, tapi saat akan ditengok oleh tetangga maupun pihak sekolah, (mereka) tidak boleh masuk (ke dalam rumah)," tutur Camat Moga Umroni.
Kedua orangtua SA, kata Umroni jarang bersosialisasi dan cukup tertutup.
Selain itu, Umroni mengatakan dari keterangan warga jika orang tua SA menganut keyakinan khusus.
Usut punya usut, SA tak dimakamkan yakni karena pasutri tersebut hendak menggelar ritual dengan tujuan untuk menghidupkan kembali sang anak.
GridPop.ID (*)