GridPop.ID - Seorang pengantin wanita mengalami hal mengejutkan di malam pertamanya.
Bukannya kasih sayang, pengantin wanita ini justru dihadiahi bogem mentah dari sang suami.
Kisah unik ini terjadi di sebuah desa di China yang memiliki sebuah tradisi pernikahan unik.
Melansir Bangkapos.com diungkapkan seorang pria bernama Tieu Truong memukul wajah istrinya di malam pertama.
Berasal dari dua desa yang berbada, Tieu tak diberi tahu tradisi malam pertama dari desa asal sang istri.
Sebelumnya, kedua pihak keluarga telah bertemu dan berdiskusi terkait acara pernikahan anak-anak mereka.
Hari pernikahan pun tiba, kedua pengantin tampak mengenakan pakaian adat China yang berwarna merah cerah.
Setelah resepsi pernikahan selesai, pengantin wanita mengenakan penutup kepala tradisional menunggu suaminya untuk mengangkatnya ke kamar tidur.
Ia melihat suami barunya itu sedang minum di luar sampai mabuk, sehingga dia terlebih dahulu memasuki kamar.
Selang beberapa saat, Tieu masuk kek kamar dengan senang hati lalu duduk di samping istrinya.
Namun, saat mengangkat penutup kepala istrinya, Tieu terkejut ketakutan melihat wajah istrinya hingga melayangkan beberapa pukulan ke wajah istrinya.
Hal itu lantaran ia terkejut karena pengantin wanita mengenakan topeng setan yang terlihat sangat menakutkan.
Menurut adat di desa itu, pengantin baru wanita harus memakai topeng menyeramkan untuk menakut-nakuti suaminya di malam pertama.
Kepercayaan desa setempat, itu dapat membuat sang suami lebih patuh dan mencintai istrinya. Namun, karena keluarga pengantin wanita tidak memberitahu tentang adat itu, Tieu Truong baru mengetahui pada malam itu.
Untungnya, pengantin wanita mengenakan topeng yang sangat keras, jadi dia tidak mengalami cidera apapun setelah dibogem suaminya.
Ketika dia melihat reaksinya, pengantin wanita bahkan tertawa terbahak-bahak. Setelah diberitahukan, Tieu Truong memeluk istrinya dan tertawa bersama.
Tradisi pernikahan unik dari China adalah calon pengantin wanita harus menangis sebulan penuh sebelum pernikahannya.
Mengutip laman Instisari, tradisi ini dilakukan oleh etnis minoritas Tujian, China.
Sisi baiknya, ia tidak harus menangis 24 jam selama 1 bulan penuh, tapi hanya sejam per harinya.
Selanjutnya keluarga pengantin wanita khususnya yang perempuan juga diajak menangis bersama-sama, tetapi mereka tidak harus sebulan penuh.
Ibu pengantin mulai ikut menangis 10 hari sejak tradisi itu dimulai, dan nenek pengantin menyusul 20 hari sejak tradisi dimulai.
Tangisan bagi etnis Tujian adalah ekspresi kebahagiaan yang tersamarkan dengan kesedihan.
Bagi mereka, kebahagiaan akan muncul setelah ada kesedihan sehingga setelah menangis akan tercipta nada harmonis yang bisa menjadi doa untuk pernikahan pengantin itu.
GridPop.ID (*)