Find Us On Social Media :

Curhat Sri Mulyani Soal Tantangan Jadi Menkeu Perempuan Pertama, Sering Dapat Stereotype Negatif tapi Pilih Cuek dan Fokus Buktikan Kerjanya!

By Arif B,None, Rabu, 9 Maret 2022 | 10:41 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

GridPop.ID - Menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi atau perusahaan tentu bukan hal yang mudah bagi perempuan.

Termasuk Sri Mulyani yang menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) perempuan pertama di Indonesia.

Dalam salah satu rangkaian acara Women Leaders Forum (WLF) 2022: Achieving an Equal Future yang bertajuk Women Leaders - Making a Difference untuk memperingati Hari Perempuan Internasional, Sri Mulyani mengaku mendapatkan stereotype negatif ketika awal menjabat.

Seperti diketahui, perempuan yang memiliki kesempatan untuk memimpin dan menjadi pemimpin perempuan di sebuah organisasi atau perusahaan tidak jarang mengalami stigma.

Berbeda dengan laki-laki, pemimpin perempuan tak jarang dipertanyakan kemampuannya dalam memimpin dan harus berusaha lebih keras lagi untuk membuktikan bahwa dirinya memang layak berada di posisi tersebut.

Hal tersebut rupanya turut dialami oleh seorang Sri Mulyani, khususnya saat pertama kali menjabat sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia.

“Kalau berdasarkan pengalaman saya, karena saat itu menjadi Menteri Keuangan pertama kali yang usianya lebih muda, mereka menganggap ini saya sebagai bos lebih muda, dan akhirnya muncul stereotype bahwa perempuan itu lebih emosional, enggak fokus, detail, sehingga semua good threat menjadi negative threat,” ceritanya pada Selasa (8/3/2022).

Beriringan dengan persepsi negatif dari rekan di sekitarnya, Sri Mulyani tetap harus fokus memimpin Kementerian Keuangan dan menghadapi tanggung jawab besar yang diembannya.

“Sebagai Menteri Keuangan (tantangannya, red.) adalah kombinasi between internal and external challenge, yaitu bagaimana kita bisa make the organization perform,” ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Perjuangannya Tak Main-main, Sri Mulyani Tak Gentar Tagih Utang Negara ke 3 Anak Presiden Soeharto Sekaligus, Ada yang Sampai Dicekal ke Luar Negeri

Menurutnya, tantangan terbesar yang dialaminya adalah bagaimana ia bisa menciptakan kepemimpinan yang efektif, berapapun usia, dan apapun gendernya, namun tetap bisa memimpin institusi agar berjalan sesuai fungsinya.

“Dalam hal ini kamu harus memimpin dari sisi efektivitas organisasi, mulai dari HR, sumber daya manusianya, tata kelolanya, governance, dan business process-nya, sehingga ia menjadi reliabel, jadi bisa berjalan efektif, efisien, dan kredibel,” tegasnya.