Find Us On Social Media :

Ngejogrok di Ujung Lorong, Mahasiswa Berprestasi Ini Pilu Jalani Wisuda Tanpa Orang Tua, Terkuak Kisah Dibaliknya yang Menyayat Hati

By Sintia N, Selasa, 22 Maret 2022 | 21:42 WIB

Jeric hanya bisa bersedih tak pernah merasakan ditemani orang tua di tiap momen pentingnya

GridPop.ID - Bagi para pelajar terutama di perguruan tinggi, momen wisuda merupakan impian besar yang sangat dinantikan.

Betapa tidak, di hari itu tingkat intelegensi seorang mahasiswa diakui secara resmi.

Momen wisuda pun seolah menjadi garis finish perjuangan mahasiswa menempuh pendidikan formalnya.

Tak heran jika momen wisuda kerap kali diperingati dengan kegembiraan oleh si mahasiswa beserta keluarganya.

Biasanya, di hari wisuda ini seluruh keluarga mulai dari orang tua hingga saudara akan berkumpul guna memberikan selamat.

Pun juga para sahabat dan teman-teman seperjuangan semasa kuliah.

Namun hal itu tampaknya tidak terjadi pada seorang mahasiswa berprestasi di Filipina ini.

Dilansir Gridhot.ID dari worldofbuzz.com, Senin (22/4/2019), Jeric R. Rivas, mahasiswa lulusan La Concepcion College, San Jose Del Monte Bulacan, Filipina justru berderai air mata di hari kelulusannya.

Usut punya usut, Jeric menangis lantaran kedua orangtuanya tidak ada di sana.

Baca Juga: Jadi Simpanan Pria Tua dengan Jabatan Mentereng, Model Ini Hidup Tak Tenang hingga Akhirnya Berakhir Tragis, Tubuh Seksinya Ditemukan Hancur Berantakan Setelah Dibom!

Tangis Jeric pun semakin pecah saat namanya dipanggil ke atas panggung untuk menerima gulungan sarjana.

Malangnya, orangtua Jeric rupanya sama sekali tidak pernah menghadiri momen istimewa sejak ia kecil sampai dewasa.

Hal itu terjadi karena kedua orangtua Jeric tak bisa menerima kehadirannya dalam kehidupan mereka.

Dalam sebuah unggahan di akun Facebook miliknya, Jeric membagikan kisah orangtuanya tidak pernah hadir dalam momen istimewa di kehidupan sekolahnya.

Bahkan ketika Jeric dinobatkan sebagai siswa terbaik saat duduk di bangku sekolah dasar, orangtuanya pun juga tak menghadirinya.

"Ketika saya di sekolah dasar, saya menerima penghargaan tertinggi sebagai siswa terbaik, tetapi orang tua saya tidak pernah datang."

"Mereka seharusnya naik ke atas panggung dan memasangkan medali di leher saya, tetapi karena mereka tidak datang, saya tidak mengambil medali itu," tulis Jeric.

Sementara melansir dari Elite Readers, saat Jeric duduk di sekolah menengah, ia dinobatkan sebagai 'Best in TLE'.

Namun, lagi-lagi orangtuanya melewatkan momen bahagia tersebut.

Baca Juga: Mampu Beli Tas Seharga Rp 74 Juta, Ayu Ting Ting Justru Ditagih Utang oleh Sosok Ini: Tiga Tahun Lu Nunggak

Jeric pun mengakui jika dirinya iri dengan teman-teman sekelasnya lantaran orang tua mereka sangat mendukung.

Setelah selesai sekolah, Jeric memutuskan meninggalkan kampung halamannya di Pulau Sibuyan, Romblon.

Ia melanjutkan studi di La Concepcion College yang bergengsi di San Jose Del Monte, Bulacan.

Demi membayar biaya sekolah, Jeric pun harus bersusah payah kerja serabutan mulai dari jadi pelayan di gerai makanan cepat saji hingga menjadi pembantu rumah tangga.

Untungnya, Jeric dikelilingi para dosen yang begitu baik padanya, terlebih setelah mereka mendengar kisah Jeric.

Mereka menawari Jeric makan, memberi uang untuk ongkos dan perlengkapan sekolah, bahkan menyambut Jeric di rumah mereka.

Ketika hari kelulusan kuliah tiba, Jeric tidak pernah kehilangan harapan bahwa orang tuanya akan datang dan melihatnya.

Tapi, sama seperti wisuda sebelumnya, mereka tidak pernah datang.

Saat namanya dipanggil untuk naik ke panggung, Jeric mencoba berjalan dengan rasa bangga namun akhirnya tangisnya pecah lantaran orangtuanya kembali tidak datang.

Baca Juga: Panik Rekan Bandnya Mendadak Hilang di Tengah Konser, Vokalis Band Legend Ini Syok Temukan Temannya sedang Sakau: Cemas Dong

"Satu demi satu nama lulusan dipanggil dan mereka semua naik ke panggung bersama orangtua mereka, sedangkan orangtuaku tidak pernah datang."

Mengetahui orangtua Jeric kembali tak datang, salah dosen Jeric pun menemaninya naik ke atas panggung.

"Namun ketika nama saya dipanggil, dosen saya datang ke tempat duduk saya dan menemani saya ke atas panggung."

"Ketika saya berjalan, salah satu dosen saya berdiri di panggung menunggu saya dan memeluk saya."

"Pada saat itu, sebagian rasa sedihku menghilang, tetapi aku masih saja menangis di depan semua orang."

Terlepas dari rasa sakit yang Jeric rasakan, ia tetap berterima kasih kepada orang tuanya dan berharap mereka bangga padanya.

"Kepada orangtuaku, yang sampai hari ini tidak bisa menerimaku dalam hidup mereka, jika kalian membaca ini, ini aku sekrang, dan aku harap aku bisa membuat kalian bangga".

GridPop.iD (*)