GridPop.ID - Pernikahan adalah momen yang sangat sakral bagi semua pengantin yang menjalankannya.
Namun pernikahan pasangan asal Malaysia ini mendadak berubah jadi tegang karena alasan yang tak terduga.
Pengantin wanita yang bernama Nurul berbagi cerita melalui halaman TikTok miliknya.
Dilansir dari Tribunnewsmaker.com, disebutkan Nurul, ia dan suaminya yang bernama Muhammad Muhyiddin menikah pada bulan Maret 2022 lalu.
Suami Nurul bekerja sebagai seorang Chef.
Keduanya bertunangan pada akhir tahun 2021, lantas memutuskan menikah di tahun 2022.
Di hari pernikahan, Nurul begitu tegang ketika prosesi akad dilangsungkan.
Namun ketegangan Nurul semakin menjadi ketika penghulu yang menikahkannya bersikap tak biasa.
Bukannya segera menikahkan Nurul dan Muhyiddin, sang penghulu justru berubah pucat ketika memeriksa kartu identitas keduanya.
Penghulu tersebut mendadak berubah sikap dengan mengajukan banyak pertanyaan seputar keluarga kedua pengantin, seolah sang penghulu ingin memastikan latar belakang keduanya.
Tindakan penghulu bukan tanpa sebab.
Ternyata, nama ayah kedua pengantin sama persis, baik ayah Nurul maupun ayah Muhyiddin sama-sama bernama Che Ahmad.
Hal inilah yang membuat penghulu ragu dan takut langsung menikahkan sebab mengira pasangan pengantin adalah saudara kandung.
Penghulu berkali-kali bertanya untuk memastikan bahwa orang yang akan ia nikahkan bukanlah saudara sedarah.
Mendengar alasan ini sontak pengantin dan keluarga tertawa.
Beruntung penghulu akhirnya bisa diyakinkan dan pernikahan berlanjut dengan lancar.
Seperti kita ketahui bahwa pernikahan antara saudara kandung dianggap tabu dan menyimpang.
Bukan hanya itu, pernikahan antar-saudara kandung juga berpotensi menimbulkan banyak masalah genetik.
Dilansir dari Kompas.com, masalah genetik ini memang tidak serta merta dirasakan oleh orang yang menikah. Tapi, "korban" genetik dari pernikahan sedarah ini adalah anak yang dilahirkan dari hubungan tersebut.
Sebagai informasi, ketika dua organisme yang memiliki hubungan darah melakukan perkawinan, tingkat homozigositas yang terjadi lebih tinggi.
Maksudnya, keturunan yang dihasilkan memiliki peluang lebih besar untuk menerima alel (gen pada kromosom) identik dari ayah dan ibu mereka.
Hal ini membuat terjadinya pengurangan keragaman genetik. Padahal, keragaman genetik ini membantu organisme (dalam kasus ini manusia) untuk bertahan dari perubahan lingkungan dan beradaptasi.
Akibatnya, orang mungkin menderita penurunan kebugaran biologis. Misalnya saja, anak mengembangkan gangguan resesif autoimun.
Risiko penurunan kesehatan ini makin besar ketika dua gen yang membawa potensi bahaya bertemu.
Kita semua merupakan pembawa gen-gen yang berpotensi berbahaya.
Meski begitu, alel resesif jarang terjadi karena mitra produksi acak belum tentu memiliki alel yang sama. Namun lain halnya ketika terjadi perkawinan sedarah.
Pertemuan alel yang sama meningkat, sehingga potensi akibatnya pun lebih besar.
GridPop.ID (*)