GridPop.ID - Aktor sekelas Jeremy Thomas mendapat perlakuan tak mengenakan di Belanda.
Bagaimana tidak, Jeremy Thomas diusir dari salah satu restoran di Amsterdam, Belanda.
Tentu saja hal tersebut menjadi pengalaman yang tak bisa dilupakan oleh Jeremy Thomas.
Pria 51 tahun itu pun menceritakan alasannya dirinya mendapat perlakuan seperti itu.
"Jadi pernah kami menunggu disebuah kafe. Saya sudah menggunakan prostetik itu dan ketiduran lah. Sama Al Ghazali juga," ucap Jeremy seperti yang dikutip dari Tribun Seleb.
"Kami sempat diusir. Karena melihat saya pakai prostetik, yah maaf ya mungkin dikira gembel kali disana. Makanya diusir. Ya kami kaget sekali," sambung suami Ina Thomas itu.
Beruntung tim produksi langsung menanganai keributan antara Jeremy dan si pemilik kafe.
"Tim langsung kasih penjelasan bahwa kami semua disitu memang sedang syuting," ungkapnya.
Bintang film yang namanya melejit di era 90-an ini pun menuturkan bahwa kejadian itu membekas dalam dirinya.
"Sudah jauh dari keluarga, diusir lagi. Engga enak banget," ujar Jeremy Thomas.
Padahal untuk alat prostetik yang digunakan oleh Jeremy Thomas itu bukanlah benda sembarangan.
“Kalau wajahnya menggunakan prostetik dan ada salah satu orang yang membuatnya, one of the best yang membuat prostetik wajah,” ucap Jeremy Thomas seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Sang aktor menyebutkan jika produser rela merogoh gocek dalam-dalam untuk membuat prostetik wajah tersebut.
“Kalau biayanya, kalau enggak salah produser bilang sampai ratusan juta, dan itu (prostetiknya) sekali pakai. Dan itu butuh persiapan lima jam,” ungkap Jeremy Thomas.
Seperti yang diketahui Jeremy Thomas berperan sebagai Hendri sosok ayah misterius dalam film Mengejar Surga.
“Pria ini meninggalkan rumah dan dia ini pria yang punya (kayak) luka bakar di wajahnya.. si codet atau apa gitu bilangnya,” papar Jeremy seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Tidak hanya menggunakan prostetik saja, Jeremy juga harus menjalani proses syuting di Amsterdam, Belanda selama 21 hari dan jauh dari keluarga.
GridPop.ID (*)