Tim pengurus jenazah lantas menyampaikan bahwa pihak keluarga harus membayar Rp 900 ribu saat jenazah tiba di rumah duka.
Tapi mendiang, ujar Daeng Sija adalah orang tak mampu dan yatim piatu.
Begitu pula dengan kondisi perekonomian sang tante yang berada di Bontonompo.
Alhasil keluarga dekat berinisiatif untuk patungan demi bisa membayar biaya pemandian jenazah.
"Pada saat itu dana yang terkumpul hanya Rp 700 ribu, jadi kami sodorkan ke tim pengurus jenazah tersebut bahwa kita hanya punya dana Rp 700 ribu. Itupun hasil sumbangan keluarga," katanya
"Tapi tim pengurus jenazah tersebut masih bersikeras tidak mau memandikan kalau tidak cukup Rp 900 ribu karena dana tersebut katanya sudah ditetapkan pada rapat. Iya kurang Rp 200 ribu," katanya.
Dilansir dari Tribunnews.com, karena tim pengurus jenazah terus menolak maka pihak keluarga memutuskan untuk mencari orang yang paham soal tata cara mensucikan jenazah.
"Terpaksa pihak keluarga cari orang yang paham untuk mandikan jenazah karena ini kan sudah lambat.
Karena terlambat dimandikan jenazah Irmah dikebumikan pada malam hari dari jam 3 sore pas mau magrib baru dimandikan jadi malamnya baru dikebumikan sudah salat magrib."
"Dikebumikan di tempat pekuburan Islam Sela," katanya.
Diakuinya, keputusan soal biaya tersebut membuatnya kecewa dan sebaiknya kebijakan itu dievaluasi lagi sehingga tokoh masyarakat ikut dilibatkan.
Selain itu pihak keluarga juga berharap agar insiden serupa tak terulang lagi.
GridPop.ID (*)