"Sungai Aare itu sungainya beda dengan sungai di kita, kalau di kita sungai itu sumbernya mata air jadi sudah sedingin-dinginnya masih menghangat, kalau di sana itu sungainya datang dari salju es yang cair."
"Jadi walaupun cuacanya biru dan panas, itu airnya seperti air kulkas, kira-kira begitu," tuturnya.
Kendati demikian, ia menganggap bahwa apa yang terjadi pada Eril merupakan sebuah takdir dari Yang Maha Kuasa.
"Tapi kita kan tidak pernah tahu makanya disebut musibah dan dalam syariatnya dalam setiap musibah kita harus menyampaikan innalilahi wa innailaihi raji'un."
"Tidak hanya untuk keberpulangan, tapi juga untuk musibah yang tidak kita duga, mau musibah kecil, sedang, atau besar," ungkapnya.
Pun Ridwan Kamil turut menyampaikan rasa terima kasihnya pada seluruh pihak yang memberikan doa dan dukungan moral bagi keluarganya.
"Tentunya atas nama istri dan keluarga, kami menghaturkan beribu terima kasih dari hati kami yang paling dalam."
"Mudah-mudahan Allah membalas ringannya langkah bapak ibu membalas berlipat-lipat doa yang ikhlas."
"Mudah-mudahan Allah juga menempatkan kita pada rumah Islam, umat terbaiknya," jelasnya.
Dilansir dari Tribunnews.com, Eril dinyatakan hilang saat berenang bersama adik dan rekannya di Sungai Aare, Swiss.
Adapun tujuan Eril pergi ke Swiss yakni untuk mencari sekolah guna melanjutkan pendidikan S2.
Akan tetapi nasib berkata lain, putra sulung Ridwan Kamil tersebut justru mengalami musibah tenggelam dan sampai sekarang belum ditemukan.
GridPop.ID (*)