GridPop.ID - Media sosial sedang ramai membahas tentang perdebatan rencana kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur.
Pasalnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa wisatawan lokal rencananya harus membayar Rp 750 ribu demi bisa berwisata di Candi Borobudur.
Namun, ada alasan di balik keputusan menghebohkan tersebut.
Ya, harga tiket masuk Candi Borobudur tersebut sengaja dinaikkan demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya.
Candi Borobudur
Mengutip Bodobudur Park, Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun antara 780-840 Masehi pada masa Dinasti Sailendra.
Selain dijadikan tempat pemujaan Buddha dan tempat ziarah, kini Candi Borobudur menjadi destinasi super prioritas di Indonesia.
Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia, serta menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.
Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran.
Baca Juga: Wisata ke Borobudur di Bulan Suci Ramadan 2022, Yuk Cek Harga Tiket hingga Jam Operasionalnya
Ada banyak cara menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya pada Candi Borobudur, salah satunya mematuhi aturan dan etika yang berlaku.
Berikut beberapa panduan sebagai upaya pelestarian dan penghargaan terhadap Candi Borobudur seperti melansir Kompas.com:
1. Gunakan Pakaian dan Alas Kaki yang Nyaman
Sebaiknya gunakan pakaian berbahan katun yang nyaman dan jangan lupa membawa jaket jika berwisata pagi hari karena udaranya dingin.
Gunakan alas kaki yang nyaman untuk berjalan kaki. Hindari mengenakan sandal atau sepatu hak tinggi, maupun sepatu kulit.
Sebagai informasi, wisatawan yang mengenakan rok atau celana pendek di atas lutut harus memakai sarung yang sudah disediakan oleh petugas.
2. Dilarang Memanjat dan Duduk di Stupa
Ada banyak stupa dan patung di Candi Borobudur. Oleh karena itu, hindari memanjat dan duduk di stupa, relief, maupun patung yang terdapat di dalamnya.
Selain sebagai bentuk penghargaan terhadap Candi Borobudur, hal tersebut juga bagian dari pelestarian tempat bersejarah.
Jangan membuang sampah sembarangan, merokok, mencoret-coret, membawa senjata tajam, dan hewan peliharaan di area Candi Borobudur.
Sebelum memutuskan untuk naik ke area candi, jangan lupa pergi ke toilet. Sebab saat sudah masuk ke pelataran dan akan naik ke area candi, toilet sudah tidak tersedia.
3. Menghormati Orang yang Beribadah
Selain tempat berwisata, Candi Borobudur juga masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha.
Sehingga sering kali kegiatan peribadatan umat Buddha dilakukan berdampingan dengan aktivitas wisata.
Oleh sebab itu, wisatawan harus mendahulukan mereka yang datang untuk kepentingan ibadah, meski agama dan keyakinannya berbeda.
Hormati orang yang beribadah, jangan sampai mengganggu apalagi sampai berisik ketika peribadatan sedang berlangsung.
4. Tidak Berpose Berlebihan saat Berfoto
Keunikan arsitektur Candi Borobudur dan pemandangan alam sekitarnya menjadi latar belakang foto yang menarik.
Namun ada baiknya saat berfoto, kita berpose sederhana tanpa mengganggu aktivitas orang lain atau merusak bangunan candi.
Pose berlebihan seperti melompat beramai-ramai atau memanjat stupa harus dihindari karena bisa merusak candi.
Konstruksi candi yang telah berusia ratusan tahun tentu berbeda dengan konstruksi bangunan modern, sehingga ketahanan dan kekuatannya pun berbeda.
Itu dia sejumlah etika berkunjung ke Candi Borobudur demi menjaga kelestarian sejarah dan budaya yang wajib kalian perhatikan.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul 4 Etika Wisata ke Candi Borobudur, Jangan Panjat dan Duduk di Stupa