Find Us On Social Media :

Bukan Sembarang Wanita, Ini Dia Sosok Perempuan yang Terdapat Pada Relief Candi Borobudur, Intip Fakta di Baliknya!

By None, Kamis, 9 Juni 2022 | 13:02 WIB

(Ilustrasi)

GridPop.ID - Siapa yang tak tahu soal salah satu keajaiban dunia yang ada di Indonesia ini?

Ya, Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia sudah dibangun sejak 780-840 Masehi pada masa Dinasti Syailendra.

Terhitung ada sejumlah 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha yang terdapat pada bangunan candi tersebut.

Adapun makna dari relief yang ada yaitu berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia.

Selain itu juga menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.

Sosok Perempuan dalam Relief Candi Borobudur

Relief pada Candi Borobudur merefleksikan inti ajaran Buddha, di mana dunia dibagi menjadi tingkatan hidup yaitu Kamadhatu (dunia keinginan), Rupadhatu (dunia nyata), dan Arupadhatu (dunia roh).

Berbicara tentang relief, perupa Dyan Anggraini lewat karyanya berupaya mengungkap sosok perempuan dalam relief Canbdi Borobudur.

Karya berupa seni rupa dan patung tersebut disandingkan dengan puisi karya penyair Landung Simatupang.

Baca Juga: RAMAI Harga Tiket Candi Borobudur Naik Jadi Rp 750 Ribu, Perhatikan 4 Etika Saat Berwisata di Kuil Buddha Terbesar di Dunia Berikut Ini, Salah Satunya Soal Pose Foto

Bertajuk Perempuan (di) Borobudur, karya Dyan Anggraini dan Landung Simatupang dipamerkan di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, pada 20 Februari 2018.

Dyan mencermati bahwa relief di Borobudur sesungguhnya menempatkan posisi perempuan sebagai sosok sentral, baik dalam wujud dan perannya.

Tak hanya tentang fisik, Dyan memahami bahwa perempuan dalam relief Borobudur juga menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan.

"Tidak sekedar sosok perempuan, tetapi perempuan itu sangat lentur sebuah gambaran kasih sayang, sebuah kehalusan, nilai-nilai yang secara moral merupakan kebaikan yang secara terus-menerus dapat dijaga," tutur Dyan, mengutip Tribunnews.

Sosok-sosok perempuan tersebut dihadirkan dalam karya seni rupa Dyan, seperti Dewi Tara atau Dewi Welas Asih yang banyak terdapat dalam relief Candi Borobudur.

Ada pula perjalanan Ratu Maya melahirkan Sidartha Gautama di Taman Lumbini ketika dalam perjalanan menuju negeri asalnya.

Dyan melukis perjalanan Ratu Maya menggunakan lilin atau malam yang biasa digunakan untuk membatik.

Kolaborasi seni rupa dan sastra yang memakan waktu sampai lima tahun ini juga mengungkap sosok perempuan raksasa, yaitu Hariti.

Selain perempuan di Candi Borobudur, Landung juga menyebutkan sosok Hariti seorang raksasa perempuan dengan 500 anak yang juga kanibal.

Baca Juga: Wisata ke Borobudur di Bulan Suci Ramadan 2022, Yuk Cek Harga Tiket hingga Jam Operasionalnya

"Namun, Hariti dapat pencerahan dan berubah menjadi lembut, penyayang, menjadi dewi kesuburan, biologis atau pun pertanian," jelas Landung.

Perubahan sosok Hariti ini, lanjut Landung, merupakan cerminan kelenturan perempuan untuk berubah peran.

Perempuan di sekitar Candi Borobudur

Selain mengungkap sosok perempuan yang ada dalam relief, Dyan juga mencari tahu perempuan di sekitar candi yang bekerja sebagai perajin gerabah, tepatnya di Desa Klipoh.

Mengutip Kemdikbud.go.id, konon di Desa Klipoh bermukim para perempuan yang menyiapkan makanan untuk pekerja pembuat Borobudur berabad-abad lalu.

Hingga saat ini, Desa Klipoh masih ada dan sebagian besar para perempuan yang tinggal merupakan perajin gerabah yang sederhana.

"Kehidupannya sederhana, sangat tidak terpengaruh pariwisata yang menghasilkan banyak perputaran uang, ekonomi, tidak tersentuh dan mereka masih simple saja," jelas Dyan.

Landung pun setuju dengan Dyan. Saat riset langsung, mereka bertemu para perempuan pembuat gerabah secara tradisional di Desa Klipoh.

Mereka merasa kaget lantaran begitu kontras antara bisnis Borobudur yang menghasilkan banyak uang dibandingkan ibu-ibu di Desa Klipoh.

Baca Juga: Hari Raya Waisak 2021 Segera Tiba, Menteri Agama Berharap Candi Borobudur Jadi Pusat Perayaan Waisak Dunia

"Pekerjanya para perempuan, para ibu yang sudah cukup sepuh.

Karena kami baru datang dari Borobudur yang penuh dengan glamor wisata itu, lalu datang ke desa itu, kami agak tercekat," papar Landung.

Sosok perempuan tersebut dihadirkan dalam lukisan Dyan, dengan latar di sekililingnya origami burung merpati yang terbuat dari uang kertas.

Lukisan perempuan di sekitar Candi Borobudur itu dapat ditafsirkan mereka tak tersentuh pesatnya wisata di Candi Borobudur.

Nah, itulah penjelasan tentang sosok perempuan dalam relief Candi Borobudur dan kehidupan sekitarnya.

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul Mengungkap Sosok Perempuan dalam Relief Candi Borobudur, Ada Siapa?