"Karena berbeda agama, saya cari informasi tentang pakaian dan warna yang cocok ketika di sana. Selain Google, saya juga tanya teman-teman yang Muslim. Jadi saya dapat gamis dan kerudung yang memang disukai untuk dipakai saat di sana," kenang Nur Elisha.
Saat berada di Tanah Suci, Nur Elisha mengaku sangat damai.
"Saat sampai di lokasi, saya merasa tenang dan entah kenapa pikiran dan hati saya terasa kosong," kata Nur Elisha.
Seiring waktu berjalan, ibunda cukup memperhatikan Nur Elisha.
Ia kemudian bertanya mengenai teman-teman dan pacar putrinya.
"Ibu saya tanya mengapa saya tidak pernah memperkenalkan teman atau pacar. Bahkan ibu saya pernah berpikir bahwa pacar saya adalah seorang Muslim. Jadi saya bilang kepada ibu saya untuk tidak khawatir karena mereka semua hanya berteman, sampai saya bertemu dengan seorang pria yang sekarang menjadi suami saya," tambahnya.
Pria tersebut ternyata ingin segera memperistri Nur Elisha.
Namun Nur Elisha bingung memberitahukan hal tersebut kepada orangtuanya.
"Dia bilang tidak ingin berteman lama dan ingin segera memperistri saya, saya khawatir dan tidak tahu cara terbaik menginformasikan hubungan kami kepada orangtua," papar Nur Elisha.
Nur Elisha akhirnya mengenalkan pria tersebut kepada ibunya.
Nur Elisha kemudian mulai memberanikan diri untuk memberitahu orangtuanya mengenai keinginan memeluk agama Islam.