GridPop.ID - Kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J masih menjadi misteri.
Pihak kepolisian dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terus melakukan penyelidikan terhadap kasus kematian Brigadir J.
Melansir Tribunnews.com, terungkap fakta terbaru terkait misteri penembakan yang menewaskan Brigadir J.
Komnas HAM membantah klaim soal adanya penodongan senjata oleh Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menjelaskan bahwa Bharada E yang berada di lokasi kejadian mengaku hanya mendengar Putri Candrawathi berteriak meminta tolong.
Menurut Taufan, istri Ferdy Sambo meminta tolong kepada Bharada E dan ajudan lain bernama Ricky.
Setelah itu, Bharada E turun dari lantai dua dan bertemu dengan Brigadir J.
“Jadi selama ini ada keterangan bahwa Yoshua sedang menodongkan senjata (ke istri Ferdy Sambo), dalam keterangan mereka ini enggak ada peristiwa itu,” kata Taufan dalam sebuah webinar yang dikutip dari Kompas.com, kemarin.
Selain itu saksi Ricky yang merupakan saksi dalam persitiwa berdarah itu juga mengaku tidak melihat secara langsung adanya peristiwa baku tembak.
Dari keterangan Ricky ia hanya melihat Brigadir J sedang mengacungkan senjata, namun tak tahu siapa yang menjadi lawan Brigadir J.
“Jadi, saksi yang menyaksikan penodongan itu tidak ada,” ujar Taufan.
Lebih lanjut, Taufan mengatakan, hasil penelusuran Komnas HAM menemukan banyak yang tidak cocok antara keterangan saksi dan barang bukti dengan informasi yang sudah tersiar sejak awal ke publik.
"Kan ternyata enggak benar begitu, Pak Sambo sudah datang duluan satu hari sebelumnya (sebelum peristiwa baku tembak). Jadi cerita ini di awal dengan kemudian berkembang atau sebelum ditelusuri itu banyak yang enggak klop," jelas Taufan.
Sementara itu melansir Kompas.com, pihak kepolisian telah menetapkan Bharada Richard Eliezer Pudihan Lumiau atau Bharada E sebagai tersangka pada Rabu (3/8/2022).
Bharada E ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 338 jo Pasl 55 dan 56 KUHP.
Kendati sudah menetapkan seorang tersangka, polisi belum mengungkap kronologi baru dalam kasus kematian Brigadir J.
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Edwin Partogi mengatakan Brigadir J ditembak dari jarak dekat sebelum meninggal dunia.
Edwin menuturkan, status Bharada E yang sebenarnya adalah sopir Irjen Ferdy Sambo, bukan aide de camp (ADC) atau ajudan.
Menurutnya, Bharada E menjadi sopir Ferdy Sambo sejak November 2021 dan mulai dibekali senjata dari Propam Polri.
Selain itu, Bharada E juga tidak mahir menembak karena baru memegang senjata dan hanya memiliki klasifikasi kemampuan menembak kelas satu.
GridPop.ID (*)