Kendati demikian, Latif berharap korban jiwa tidak akan bertambah.
"Ini baru konfirmasi sementara. Mudah-mudahan tidak bertambah," ujar dia.
Melansir Tribunnews.com, kecelakaan tersebut dipicu truk trailer bernomor polisi N 8051 EA yang melaju dari arah Kranji menuju Cakung Jakarta Timur kehilangan kendali.
Latief berujar, truk trailer yang bermuatan besi itu kemudian oleng ke arah kiri jalan dan menabrak tiang BTS milik provider.
Diduga truk trailer tersebut melaju dalam kecepatan tinggi, alhasil terjadilah kecelakaan maut tersebut.
"Untuk rem blong kemungkinan tidak karena ada pengereman, jadi menurut perkiraan kami ini karena kecepatannya," kata Latif Usman di lokasi kejadian, Rabu (31/8/2022).
Menurutnya, truk trailer tersebut melaju dengan kecepatan di atas 60 KM per jam saat kejadian.
"Untuk sementara yang kami lihat adalah letak personling ada di gigi 3. Kami duga kecepatannya masih di atas 60 km per jam, ini masih kita duga," ujarnya.
Pelaku saat ini telah diamankan pihak berwajib guna dimintai keterangan lebih lanjut.
"Lebih lanjut, akan kami lakukan penyelidikan. Saat ini supir juga sudah kita amankan, nanti akan kita tanya tujuannya dari mana kemana," katanya.
Dalam insiden tersebut, salah seorang warga bernama Heri (30) mengaku bahwa ia mendengar teriakan histeris minta tolong.
"Posisi saat itu saya lagi di kantor. Nah itu dengar kayak suara tabrakan gitu.
Nggak lama dengar teriak warga. Pada histeris gitu minta tolong, langsung saya lihat," kata Heri, Rabu (31/8/2022).
GridPop.ID (*)