Find Us On Social Media :

'Tidak Pantas!', Aktivis Meradang Kritik Adegan Mesra Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J: Dipakai Reuni Suami Istri

By Lina Sofia, Minggu, 4 September 2022 | 07:05 WIB

Putri Candrawathi (kanan) dan aktivis perempuan Irma Hutabarat (kiri)

GridPop.ID - Momen mesra Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J disorot.

Seorang aktivis perempuan, Irma Hutabarat menyororti adegan mesra antara Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat rekonstruksi yang digelar pada Selasa (30/8/2022) lalu di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Dilansir dari Tribunnewsbogor.com, Irma Hutabarat menilai, adegan mesra yang dipertontonkan Ferdy Sambo dengan Putri Candrawathi, jadi pukulan untuk berbagai pihak.

Apalagi tempat kejadian perkara (TKP) tersebut merupakan lokasi eksekusi Brigadir J.

"Jadi ada adegan (peluk menangis) yang namanya 'Kecolongan' (dengan penekanan), bagaimana rekonstruksi ini dipakai untuk seperti reuni suami istri yang belum bertemu," kata Irma Hutabarat dilansir Youtube tvOneNews pada Jumat (2/9/2022).

Aktivis perempuan itu menyebutkan adegan peluk dan menangis Irjen Ferdy Sambo dengan sang istri, Putri Candrawathi tidak masuk kedalam berita acara pemeriksaan (BAP).

"Lalu, tidak ada adegan itu didalam BAP atau rekonstruksi, karena itu (adegan) adalah ketika menawarkan satu miliar kepada Bharada E," jelas Irma Hutabarat.

Irma Hutabarat juga menyebut, adegan Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J yang dipertontonkan kepada publik itu tidaklah pantas.

"Kemudian juga nanti ada SP3 (Surat Perintah Pemberhentian Penyidik) seandainya diperiksa, jadi adegan itu merupakan tontonan yang sebetulnya tidak pantas, karena walaupun rekonstruksi itu sebetulnya bisa menjadi hanya sebagai pedoman," terangnya.

Baca Juga: Ferdy Sambo Enggan Bertemu? Bharada E Sempat Ngaku Ingin Berhadapan Langsung dengan Suami Putri Candrawathi hingga Tak Mau Ada Peran Pengganti Saat Rekonstruksi

Irma Hutabarat menilai dalam rekonstruksi pembunuhan Brigadir J juga terdapat momen-momen yang tidak seharusnya ada dan ditampilkan.

"Masyarakat itu sudah bertanya-tanya kenapa begitu banyak keistimewaan yang diberikan kepada Putri, Sambo ? dari mulai dia tidak di tahan dari mulai dapat cuti, cuti tujuh hari kali dua," bebernya.