Find Us On Social Media :

Miris Banget! Kepepet Butuh Barang Ini, Seorang Siswi Relakan Keperawanannya ke Bapak-bapak Tukang Ojek Sebagai Imbalan

By Arif B, Rabu, 14 September 2022 | 18:03 WIB

Gambar ilustrasi

Namun kini Judy kembali ke bangku sekolah berkat bimbingan dan konseling dari seorang guru.

Kemiskinan adalah masalah yang tersebar luas di Kenya, UNICEF ​​menemukan 7% perempuan dan anak perempuan yang mereka survei menggunakan kain lama, potongan selimut, bulu ayam, lumpur dan koran, 46% menggunakan pembalut sekali pakai dan 6% menggunakan pembalut yang dapat digunakan kembali.

Bahkan ada yang sampai menggali tanah dan duduk disana berhari-hari selama periode menstruasi.

Baca Juga: Niat Liburan Malah Apes Diciduk Polisi, 6 Gadis Muda Nekat Jual Diri Seharga Rp 300 Ribu Gegara Kehabisan Uang, Polisi Temukan Alat Kontrasepsi Saat Gerebek Pelaku

Selain itu, 76% perempuan dan anak perempuan kesulitan mendapatkan fasilitas air dan sanitasi yang memadai untuk menstruasi.

Hanya 17,5% lembaga pendidikan memiliki air yang mengalir di dekat toilet serta fasilitas mencuci tangan dan sabun.

Kira-kira 30% dari sekolah sampel di Kenya menyediakan pembalut untuk siswa mereka tetapi dalam banyak kasus, pembalut hanya ditawarkan untuk keadaan darurat.

Seorang siswi lain bernama Agnes nasibnya lebih beruntung dari Judy.

Dia berhasil lari dari pengemudi boda-boda dan menolak berhubungan seks.

Sayangnya, teman-temannya kurang beruntung.

"Sebagian besar teman-teman saya menderita karena kurangnya pembalut," katanya.

"Artinya kebanyakan menyerah pada pengemudi boda-boda yang membuat mereka hamil. Ini mengarah pada kehamilan anak dan keluarga yang dipimpin oleh anak-anak."

Satu dari sepuluh anak perempuan di Afrika akan hilang dari sekolah selama masa menstruasi karena tidak memiliki akses ke produk sanitasi, atau tidak ada toilet yang aman di sekolah.

Baca Juga: Duit Habis Saat Liburan, Gadis di Bawah Umur Nekat Jual Diri dengan Bayaran Rp 300 Ribu, Fakta Dibaliknya Bikin Tercengang

GridPop.ID (*)