"Rafi di kelas ekonomi. Sama kakaknya sudah mau dibelikan di kelas VIP tapi ia minta di kelas ekonomi karena bersama teman-temannya," kata ibu tiga anak ini, dikutip dari Tribunnews.com.
Sampai kemudian ada kerusuhan di stadion, kakak Rafi menelpon ibunya dan mengabarkan tentang kondisi di stadion yang rusuh parah.
Saat itu pukul 23.00 WIB. Kakaknya mencari Rafi dan tidak tahu kemana. Ditelpon juga tidak diangkat. Kakaknya minta ibunya menelpon Rafi.
"Sekali saya telpon, langsung diangkat. Tapi yang mengangkat perempuan," jelas Cece.
Wanita berhijab ini menanyakan mengapa HP anaknya kok dijawab suara perempuan. Perempuan itu bertanya apakah ia ibunya Rafi. Ia menjawab iya.
Lalu ia diminta ke RSI Gondanglegi segera. Karena ia di Sawojajar dan jauh dari Gondanglegi, ia minta dua anaknya mencari Rafi di RSI Gondanglegi.
Keluarga menyangka awalnya Rafi hanya dirawat. Tapi ketika dicari di ruang perawatan tidak ada. Kemudian petugas RS menyarankan ke kamar jenazah. Kakaknya mencari kesana.
"Awalnya ya tidak menemukan. Karena saat dibuka kantong jenazah sampai leher kok beda," terangnya.
Hal ini karena korban tragedi ini terutama yang kena gas airmata, wajahnya menghitam dan melembung.
Karena gak enak hati, kakaknya kembali lagi melihat jenazah adiknya. Kantung jenazah dibuka sampai dada dan baru ketahuan jika itu Rafi.
"Kakaknya ya nangis. Saya dikabari ya nangis," kenangnya.