Find Us On Social Media :

KORBANNYA Baby L, Psikolog Soroti Dampak KDRT Lesti Kejora dan Rizky Billar Terhadap sang Anak: Trauma

By Luvy Octaviani, Selasa, 11 Oktober 2022 | 06:43 WIB

Rizky Billar dan Lesti Kejora

GridPop.ID - Berita soal dugaan KDRT yang dilakukan oleh Rizky Billar terhadap Lesti Kejora memang kini tengah menjadi topik hangat.

Diberitakan oleh kompas.com sebelumnya, Lesti Kejora melaporkan Rizky Billar ke Polres Metro Jakarta Selatan atas kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada Rabu (28/9/2022) malam.

Laporan yang dilayangkan ke Polres Metro Jakarta Selatan itu teregister dengan nomor LP/B/2348/IX/2022/POLRES METRO JAKARTA SELATAN/POLDA METRO JAYA.

Menurut dokumen yang diterima Kompas.com, KDRT tersebut terjadi pada Rabu sekitar pukul 02.30 WIB dan 10.00 WIB.

Kejadian itu berawal dari Rizky Billar yang ketahuan selingkuh di belakang Lesti.

Lesti kemudian meminta pulang ke rumah orangtuanya.

Saat itulah Billar merasa emosi dan melakukan kekerasan terhadap Lesti berulang kali.

Akibat kekerasan yang dilakukan Billar, Lesti mengalami sakit di bagian leher, tangan, dan tubuhnya.

Tak hanya itu, Baby L juga berpotensi menjadi korban atas dugaan KDRT Lesti Kejora dan Rizky Billar.

Psikolog menyinggung soal trauma yang nanti bisa saja dialami oleh Baby L.

Dilansir dari laman suryamalang.com, dampak kasus KDRT Lesti Kejora dan Rizky Billar terhadap anaknya, Baby L diungkap seorang psikolog.

Baca Juga: Merinding, Lihat Rekaman Korban Tewas Menumpuk di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, TGIPF: Mengerikan Sekali

Menurut psikolog bernama Mintarsih, Baby L merupakan korban dari kisruh orang tuanya, Lesti Kejora dan Rizky Billar.

Itu sebabnya, ada resiko di kemudian hari yang berpotensi menimpa Muhammad Leslar Al-Fatih Billar alias Baby L.

Saat ini, Baby L masih berusia 9 bulan dan masih terlalu dini untuk mengetahui masalah yang menimpa Lesti Kejora dan Rizky Billar.

Kendati begitu, Mintarsih menyebut dampak psikologis berpotensi besar menimpa Baby L sebab kedua orang tuanya adalah public figure.

Tentu saja banyak media yang memberitakan kasus KDRT yang menimpa Lesti Kejora dan Rizky Billar.

Itu sebabnya, meski baby L masih balita, namun rekam jejak digital tentang cerita masa lalu ayah dan ibunya akan terus tersimpan.

Mintarsih menyebut dugaan KDRT Rizky Billar terhadap Lesti Kejora nantinya bisa membuat Baby L kurang percaya dengan pernikahan.

“Nantinya anak-anak itu juga akan kurang percaya pada suatu perkawinan,” ungkap Mitarsih pada, Minggu (9/10/2022).

Selain itu, dampak psikologis yang akan terjadi pada Baby L, tergantung seberapa parah kasus KDRT yang dialami Lesti Kejora.

“Lalu tergantung lagi usia anak-anak itu berapa, kalau dia masih di bawah satu tahun maka mungkin belum terlalu mengerti.” ujarnya.

Mitarsih mengatakan, dampak KDRT akan lebih besar apabila anak tersebut sudah mengerti.

Baca Juga: VIRAL Pasangan Mesum Nekat Berciuman di Pojokan Restoran, Tak Sadar Adegan Tak Senonohnya Terekam

“Tapi kalau sudah agak mengerti itu menjadi masalah yang cukup berbahaya kemudian hari,” terangnya.

Terlebih jika Rizky Billar dan Lesti kejora sering berkelahi di depan Baby L, hal itu dapat menghambat perkembangan jiwa anaknya.

“Perkembangan jiwa dari anak-anaknya jadi kurang baik.” kata Mitarsih.

“Jika perkembang jiwa kurang baik maka kemudian hari sangat mungkin terjadi macam-macam masalah akibat dari situasi jiwa yang kurang matang,” sambung dia.

“Perlu dilihat traumanya sebesar apa, lalu kita beri pengarahan kalau faktanya itu hanya terjadi pada keluarganya, pada keluarga lain tidak terjadi.”

Mitarsih juga menyinggung cara mencegah agar kasus KDRT tak terlalu berdampak pada anak.

Menurutnya, orang tua harus mengedukasi anak tersebut kalau tidak semua kejadian KDRT sama.

“Bisa juga dengan cerita-cerita, misalnya kalau ada kejadian kekerasan maka diberi pengarahan untuk membayangkan"

"Jadi nanti anak itu tidak menganggap bahwa di mana-mana kejadianya mirip," tuturnya.

“Supaya nantinya anak itu tidak menganggap di mana-mana orang tua seperti itu, jadi pandangan ini akhirnya dinetralisir sang anak,” terang Mitarsih.

Lebih lanjut, Mitarsih mengungkap parameter jika seorang anak memerlukan bantuan ahli khususnya psikolog.

"Sebelum membawanya ke psikolog yang pertama harus kita lihat dulu efeknya sampai seberapa," kata dia.

"Tapi seandainya tampak gejala-gejala yang kurang baik, maka sebaiknya baru meminta bantuan tenaga ahli," pesan Mitarsih.

Baca Juga: MERINDING, Pelayat Syok Dengar Peti Diketuk Saat Ritual Pernikahan Hantu, Mayat Melompat Begitu Dibuka, Kok Bisa?

GridPop.ID (*)