Find Us On Social Media :

6 Tahun Dihamili hingga 17 Kali, Gadis Ini Selalu Aborsi Janinnya, Begini Kondisi Rahimnya yang Bikin Merinding

By Ekawati Tyas, Senin, 17 Oktober 2022 | 05:02 WIB

Ilustrasi aborsi

Dokter berujar jika kasus ini dapat dijadikan pembelajaran bagi wanita yang hendak melakukan aborsi.

Lebih lanjut, dokter mengungkapkan, bahwa wanita yang melakukan aborsi lebih dari tiga kali memiliki kemungkinan 80% kemandulan.

"Menempelnya rahim endometris, jaringan parut pada rahim, penyakit radang panggul dan kerusakan pasca operasi semuanya dapat menyebabkan kemandulan sekunder," kata Dr Trieu.

Itulah sebabnya, dokter menyarankan agar wanita yang belum menikah untuk tak memiliki anak dan menghindari hal-hal yang membahayakan.

Melansir Kompas.com, aborsi tidak aman jika dilakukan oleh seseorang yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan atau di lingkungan yang tidak sesuai dengan standar medis.

Baca Juga: Selingkuh dengan 2 Pria Sekaligus, Wanita Ini Panik Saat Sadar Dirinya Tengah Berbadan Dua, Endingnya Bikin Syok

Prosedur aborsi yang tidak aman mungkin termasuk memasukkan benda atau zat ke dalam rahim, dilatasi atau kuretase yang dilakukan secara tidak benar, mengonsumsi zat berbahaya, dan lain-lain.

Aborsi yang tidak aman dapat menyebabkan risiko kesehatan, kematian, dan komplikasi jangka panjang yang memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan fisik serta mental wanita sepanjang hidupnya.

Komplikasi fisik dari aborsi yang tidak aman meliputi pendarahan, infeksi, sepsis, peritonitis, dan trauma pada leher rahim, vagina, rahim, dan organ perut.

Satu dari empat wanita yang menjalani aborsi tidak aman kemungkinan akan mengalami kecacatan sementara atau seumur hidup yang membutuhkan perawatan medis.

Kemudian, antara 4,7 persen dan 13,2 persen dari semua kematian ibu dapat dikaitkan dengan aborsi tidak aman.

GridPop.ID (*)