GridPop.ID - Keputusan Lesti Kejora untuk kembali pada Rizky Billar menuai banyak kekecewaan dari berbagai pihak.
Kekecewaan itu lantaran Lesti Kejora memilih untuk kembali pada orang yang telah menyakitinya.
Melihat keputusan Lesti Kejora yang kembali lagi pada Rizky Billar, membuat sejumlah psikolog ramai membaca sisi psikologis ibu Baby L.
Sisi psikologis ini dibaca oleh sebagian psikolog agar mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh Lesti Kejora.
Dilansir Sripoku.com dari kanal YouTube RCTI Infotainment dalam tayangan Silet, Sabtu (22/10/2022).
Salah satu psikolog membongkar syndrome apa yang saat ini ada pada Lesti Kejora.
Menurut Zoya Amirin pakar psikolog, Lesti Kejora saat ini sedang menderita Stockholm syndrome.
Syndrome tersebut terjadi pada seseorang yang merasa dicintai walaupun saat itu sedang disakiti oleh pasangannya.
Akibat dari syndrome ini, seseorang itu tidak akan mendengarkan perkataan orang lain, ia justru terus mencintai walaupun disakiti.
“Ini tuh seperti burung di sangkar emas. Pintu sangkarnya tuh udah dibuka, dia gak mau keluar juga. Jadi kita gak bisa menolong orang yang tidak mau menolong dirinya sendiri,” kata Zoya Amirin.
Senada dengan yang disampaikan Zoya Amirin, psikolog Joice Manurung mengatakan bahwa penderita syndrome tersebut akan terus bergantung pada pasangan yang menyakitinya hanya dengan perkataan manis.
Baca Juga: Diserang Penggemar Lesti Kejora dan Rizky Billar, Dewi Perssik: Janda Tua juga Nggak Mau Sama Laler
“Itulah yang membuat mereka tidak lagi menganggap perlakuan kekerasan itu sebagai sesuatu yang mengancam,” ungkap Joice Manurung.
Namun diagnosa tentang Lesti Kejora mengidap syndrome tersebut belum terbukti.
Hal ini dikarenakan belum adanya kabar terkait Lesti Kejora yang sudah melakukan pemeriksaan psikologi.
Bukan hanya dua psikolog tersebut yang angkat bicara terkait rumah tangga Rizky Billar dan Lesti Kejora, tetapi Poppy Amalya juga sebagai orang mengerti kejiwaan menyarankan agar orang tua Baby L melakukan terapi.
"Buat Dede dengan RB (Rizky Billar) kalau misalkan kembali itu nggak masalah," ungkap Poppy Amalya.
"Cuman sebaiknya mendapatkan terapi secara psikologis," lanjutnya.
Poppy Amalya menyebut, terapi psikologi harus dijalani Lesti Kejora dan Rizky Billar secara tuntas.
Dengan begitu, baik Lesti Kejora atau Rizky Billar lebih bisa mengendalikan emosi dan mengatur perasaan.
Baru keduanya bisa kembali bersama.
"Harus sampai tuntas dinyatakan selesai, dinyatakan tidak lagi ada emosi yang meledak-ledak, bisa mengatur perasaannya baru lepas," paparnya.
Dilansir dari Tribun Style, Desy Ratnasari juga bicara soal Lesti dan Billar yang dikutip dari tayangan acara Heart To Heart, Jumat (21/10/2022).
Lesti Kejora dan Rizky Billar, kata Desy Ratnasari, harus dalam kondisi mental yang sama untuk mengalami Stockholm Syndrome.
Namun, dia menilai cuma Lesti Kejora yang kesehatan mentalnya terganggu sebagai akibat KDRT.
"Biasanya, kalau menurut kolega saya yang psikolog klinis, Stockholm Syndrome itu, dua-duanya, pelaku dan korban harus berada dalam posisi setara. Mereka sama-sama mengalami depresi, stres, atau pun mental illness yang sama," kata Desy Ratnasari.
Oleh karenanya, Lesti Kejora dan Rizky Billar harus sama-sama datang ke psikolog klinis.
"Kalau kita mau menyampaikan sebuah diagnosa, apakah Lesti dan Billar begitu, maka ada baiknya mereka datang ke psikolog untuk melihat dan memperbaiki relasi mereka," ujar Desy.
Malah, Desy Ratnasari beranggapan bahwa Lesti Kejora punya sisi hebat.
Dia sempat memiliki kekuatan untuk melepaskan diri dari Rizky Billar saat melaporkan sang suami.
"Alhamdulillah dia punya kekuatan hal itu untuk menunjukkan, 'Ini pilihan jalan saya'," katanya.
Sayangnya, perasaan itu kemudian runtuh ketika sang suami sudah dinyatakan sebagai tersangka.
"Lalu dia mulai menilai menganalisa dirinya, 'Kok aku di sini ya? Kok aku begini ya?'," katanya.
"Mungkin saja terjadi pemikiran itu yang membuat dia harus kembali ke jalur hidupnya yang lama, yang membuat dirinya lebih nyaman," tambahnya.
GridPop.ID (*)