Find Us On Social Media :

Bak Kena Karma, Pria Ini Nyesel Tinggalkan Istri Sah Demi Selingkuhan, Nasibnya Memprihatinkan

By Luvy Octaviani, Kamis, 24 November 2022 | 08:43 WIB

Ilustrasi perselingkuhan

Mengapa Seseorang Selingkuh?

Perceraian, perpisahan, banyak menjadi pilihan akhir saat pasangan ketahuan selingkuh. Perselingkuhan sendiri diartikan sebagai aktivitas emosional dan atau seksual yang melibatkan seseorang yang sudah berpasangan dalam hubungan komitmen, dengan perbuatan tidak jujur dan menyeleweng dari norma.

Pakar sosiologi keluarga Universitas Airlangga (Unair), Prof. Sutinah mengatakan selingkuh sendiri tetap masuk kategori penyimpangan.

“Selingkuh kalau dalam ilmu sosiolog termasuk perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku termasuk norma agama, sosial, dan lain-lain,’’ ujarnya dilansir oleh kompas.com dari laman Unair.

Guru Besar FISIP Unair itu melanjutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memicu manusia untuk selingkuh. Baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Faktor internal bersumber pada diri pelaku seperti halnya, psikis dan biologis. Sementara faktor eksternal bersumber dari luar diri pelaku seperti lingkungan atau keadaan sosial. Beberapa di antaranya yakni:

1. Kebutuhan seks

Ia menyebut perilaku manusia yang yang mendorong dirinya untuk selingkuh tidak sedikit juga karena ingin merasakan variasi seksual dan romantisme yang berbeda dengan pasangannya.

Prof. Tina juga menegaskan bahwa seks bukan faktor utama, tetapi kerap terjadi. Mereka (Red: pelaku selingkuh) berdalih karena kurangnya kepuasan gairah seks dari pasangan.

2. Tidak mendapat well-treat

“Selingkuh juga tidak melulu soal seksual, tetapi juga emosional, barangkali pelaku tidak mendapat kedekatan emosi dengan pasangan, kemudian ada satu kesempatan dan pasangan selingkuhnya menganggapnya sebagai peluang,’’ ujarnya.

Kemudian hubungan yang tidak wajar pun berlanjut, sehingga seseorang merasa kurang jika satu hari tidak bertemu dengan pasangan selingkuhannya.

3.Coba-coba

Ia menyebut di lingkungan teman kerap menciptakan strata kelas sosial dengan indikator berani selingkuh.

Berani dan semakin rajin selingkuh, maka pelaku selingkuh itu semakin diterima menjadi anggota kelompok yang bersangkutan.

“Kadang kala dianggap temannya sok suci, pengasosiasian kelompok suami-suami takut istri, membuat pelaku terdorong mencoba selingkuh untuk menghapus label takut istri tadi,’’ imbuhnya.

Baca Juga: Risih Lihat Putrinya Pelukan dengan Thariq Halilintar, Haji Faisal Sampai Lakukan Hal Ini pada Fuji: Nggak Elok