GridPop.ID - Perilaku wanita ini sempat menjadi sorotan beberapa waktu lalu.
Bagaimana tidak? wanita ini memiliki lebih dari satu lelaki.
Ya, wanita ini melakukan poliandri.
Bahkan, wanita ini rela mencari nafkah menghidupi para suaminya.
Dilansir oleh sosok.id dari The Guardian, Jumat (4/3/2022) kisah ini terjadi pada wanita tajir asal Uganda bernama Ann Grace Aguti.
Kisah Ann bermula saat ia menikah dengan suami pertamanya, Richard Alich, duda sepuluh anak yang merupakan pensiunan polisi.
Ann tak puas menikah dengan Richard lantaran tak diberi nafkah sepadan.
Karena itu, Ann kemudian mencari suami lagi yang lebih baik dari Richard.
Ann kemudian menikah dengan suami keduanya, John Peter Oluka, seorang petani yang lumayan kaya dan memiliki rumah di desa yang yang sama.
Pernikahan itu tampaknya masih belum membuat Ann merasa puas.
Sehingga ia pun menikahi suami ketiganya, Michael Enyaku, sarjana senior yang juga memiliki tanah dan rumah di desa lain.
Ketiga suami Ann sendiri sama sekali tak keberatan dengan kehidupan pernikahan poliandri tersebut.
Sebagai istri, Ann sendiri berlaku adil dengan memberikan rumah untuk setiap suaminya.
Pada Sunday Vision, pria-pria itu mengaku tidak terlalu mempermasalahkan pernikahan tak biasa tersebut.
Bagi mereka, Ann adalah kepala keluarga yang harus dipatuhi setiap perintahnya dan juga makan bersama.
Sementara itu, pertemuan Alich dengan Ann terjadi di Brac Uganda.
Saat itu, Ann tengah mengurus soal pinjaman.
"Sepedanya rusak, jadi saya menawarkan bantuan. Dalam prosesnya, satu hal membawa saya sampai sekarang di tempat ini. Saya tinggal di rumah itu," ujar Alich.
Sementara itu, Oluka yang berasal dari desa yang sama telah mengetahui bahwa Ann telah memiliki suami.
Saya bertemu dengannya di rawa saat saya sedang menggembala sapi dan melontarkan candaan padanya tentang menjadikan saya sebagai suaminya.
Dia memberiku rumah. Kami telah hidup harmonis selama setahun belakangan. Saya tidak memiliki masalah dengan suami yang lain.
Konsekuensi di antara kami bahwa mummy (Ann) menentukan giliran tidur dan keputusannya sudah final," ujar Oluka.
Enyaku yang menjadi suami paling favorit mengatakan :
"Ketika saya datang ke rumahnya, saya melihat suaminya yang lain, tetapi dia mnegusir mereka karena dia memiliki hak itu. Saya juga sangat percaya bahwa janin yang dikandungnya itu adalah anakku."
Sementara itu, Ann membela dirinya karena sering disebut perempuan murahan oleh warga desa.
"Saya pernah menikah dengan cara yang diinginkan klan saya. Tetapi keinginan saya adalah memiliki suami yang lembut dan penyayang.
Juga yang dapat memenuhi semua kebutuhan saya sebagai ibu rumah tangga. Suami saya tidak berguna dan saya harus mencari nafkah.
Ketika saya meninggalkannya, saya mulai mencari seseorang yang istimewa, tetapi masih belum menemukannya hingga kini.
Saya harus memberi makan suami-suami saya. Jadi pencarian saya masih berlanjut!"
Memiliki tiga suami dan sejumlah pacar sekaligus tak melulu membuat hidup Ann menjadi lebih indah.
Ada kalanya suami dan kekasihnya itu bertengkar hebat karena cemburu.
Hal ini pula yang membuat ayah Ann khawatir terhadap keselamatan putrinya.
Namun, Ann tetap ngotot mempertahankan hidupnya yang demikian.
Baca Juga: Hanya Tiga Hari! Harga Sembako Beras Murah Incaran Ibu-ibu, Tebus 5 Kilo Cuma Rp 50 Ribu di Sini
Selain itu, status kehamilan juga membuatnya pusing.
Ann diketahui kini tengah hamil anak keempat.
Namun, ia mengaku tak mengetahui siapa ayah dari janin yang dikandungnya tersebut.
Sebab, ia berhubungan dengan ketiga suaminya.
Penyebab Poliandri
Menurut Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Drajat Tri Kartono, pada jenis poliandri non legal atau ia sebut sebagai poliandri sosiologis, ada sejumlah kemungkinan faktor penyebabnya.
"Di kajian saya, ini terkait dengan semakin berkembangnya yang disebut otonomi perempuan. Di mana perempuan itu punya kemampuan ekonomi, dia bekerja, dia punya pendapatan," kata Drajat kepada Kompas.com, Minggu (30/8/2020) malam.
Drajat menyebutkan, dengan kondisi itu, perempuan kemudian memiliki kemampuan dan kewenangan untuk memutuskan hal-hal tentang dirinya, termasuk poliandri.
"Di Indonesia memang jarang, tetapi di luar negeri, ada beberapa suku yang mengesahkan poliandri. Jadi, secara adat, itu diizinkan, misalnya di India, di Kenya, di Tibet," kata Drajat.
Ia mengungkapkan, tidak populer atau tidak lazimnya poliandri saat ini karena kultur patrimonial yang dianut, di mana laki-laki menjadi pimpinan di dalam keluarga.
Namun, secara sosiologis, Drajat mengatakan, perempuan memungkinkan memiliki lebih dari satu suami.
"Secara sosiologis, perempuan kini memiliki liberasi yang lebih luas, otonomi yang lebih luas, dan kuasa ekonomi yang lebih dibandingkan beberapa laki-laki," jelasnya.
"Maka, kemudian secara sosiologis itu terbuka," lanjut dia. Sementara, untuk jenis poliandri yang legal, Drajat menilai, sulit untuk dilakukan di Indonesia.
"Bahkan kemungkinan tidak bisa ya jika berdasarkan UU Perkawinan. Kalau melihat aturan UU itu, kita harus melihat dari kerangka payung kultur. Di Indonesia itu mengikuti sistem patrimonial. Artinya, laki-laki menjadi kepala keluarga dan pengendali," kata Drajat.
Dengan alasan itu, Drajat mengungkapkan, tidak ada peluang untuk memiliki suami lebih dari satu secara legal di Indonesia.
GridPop.ID (*)