Maka dari itu, prosesi penyucian lokasi pernikahan dengan memasang bleketepe sangat penting untuk memulai segala rangkaian pernikahan adat Jawa.
4. Tolak bala
Pemasangan bleketepe, selain bertujuan untuk kesucian, juga sebagai cara untuk menolak kesialan atau bala.
Memasang bleketepe juga bisa jadi doa agar acara pernikahan berjalan lancar serta terbebas dari segala hal jahat dan buruk.
Dalam adat Jawa, bleketepe dipercaya bisa menghindarkan calon pengantin dan keluarga dari segala marabahaya dan niatan jahat, baik yang kelihatan maupun tidak.
Jangankan pada hari pernikahan, pada saat sehari-hari saja segala bentuk bala diharapkan sejauh mungkin.
Terlebih lagi, pada hari besar dan penting bagi calon pengantin ini.
Pernikahan sejatinya hanya dilakukan sekali seumur hidup, alangkah indahnya kalau bisa sesempurna mungkin, bukan?
5. Pernikahan yang bahagia dan mulia
Bleketepe tidak dipasang tanpa ubo rampe lainnya.
Di sekitar bleketepe biasanya dipasang juga hiasan-hiasan seperti janur, daun alang-alang, daun opo-opo dan pisang raja. Hiasan-hiasan ini pun memiliki makna mendalam.
Janur kuning melambangkan cita-cita yang tinggi, sementara daun alang-alang sebagai simbol rintangan, dan daun opo-opo merupakan harapan agar tidak terjadi hal buruk selama prosesi pernikahan maupun kehidupan mendatang.
Selain itu, dua tundun pisang raja yang masak memiliki makna pengantin dapat diberikan kemakmuran dan kemuliaan seperti raja.
Pisang yang digunakan haruslah pisang raja, tidak boleh diganti dengan yang lain, agar hiasan bleketepe ini tidak kehilangan makna dan artinya.
Satu elemen dalam prosesi pernikahan adat Jawa saja memiliki makna dan maksud yang mendalam seperti ini.
GridPop.ID (*)