Terlihat pula ada karyawan yang menggunakan tang untuk memisahkan tulang dari ceker.
Memisahkan ceker dari tulang menggunakan tang memang nampak lebih lama ketimbang menggunakan mulut.
Hal ini membuat ceker ayam tampak terdistorsi.
Petugas kebersihan yang merekam video tersebut merasa marah setelah mengetahui bahwa staf telah dilarang menggunakan mesin oleh bosnya.
Apalagi dengan alasan pekerjaan menjadi lima kali lebih cepat jika menggunakan cara menjijikan ini.
Akhirnya mereka menginstruksikan agar pemilik pabrik mengubah metode kerja para karyawannya.
Gubernur provinsi Ronnachai Jitwiset juga memeriksa pabrik-pabrik lain di wilayah tersebut.
Beberapa orang mengkhawatirkan jika pabrik lain ternyata menggunakan metode serupa untuk memisahkan kulit dan tulang dari cekernya.
Padahal, ceker ayam dianggap sebagai salah satu hidangan populer di Thailand.
Jitwiset berkata: "Kami melihat-lihat pabrik dan terlihat bersih dan teratur tetapi kami harus memerintahkan mereka untuk berhenti menggunakan mulut untuk memproses makanan." jelasnya, dilansir dari Daily Mail, Sabtu (1/2/2020).
Penggunaan metode seperti ini, dikhawatirkan akan menularkan penyakit yang mungkin tak bisa dihindari, mengingat mulut mengandung ribuan bakteri yang dapat membahayakan.