Tak sedikit pasien Mir-Jalali yang sebelumnya dioperasi merasa kebingungan lantaran mereka merasa tidak cocok dengan kehidupannya.
"Para transseksual merasa bahwa tubuh mereka tak cocok dengan apa yang mereka rasakan.
Apapun yang mereka lakukan, konsultasi psikiater, obat-obatan, penjara, hukumn, tidak ada yang bisa menolong,"ujarnya.
Salah satu pasien yang bernama Anoosh (21) mengaku ia sangat tidak bahagia sebelum dioperasi.
Pun ia merasa tertekan untuk meninggalkan sekolah karena sifat dan perilaku feminin-nya yang menonjol.
"Saya ingin hidup seperti kebanyakan orang, seperti laki-laki lain atau wanita lain. Tujuan saya sangat sederhana yakni mencari identitas diri saya," terangnya.
Seperti kebanyakan remaja pria di Iran, Anoosh harus menerima identitasnya sesuai dengan keinginan keluarga, komunitas dan budaya.
Dia mengaku berulangkali mendapat pelecehan , penangkapan dan ancaman dari Polisi Moral Iran sebelum berganti kelamin.
Pacar laki-lakinya juga mendorong Anoosh untuk melakukan operasi kelamin karena 90 persen orang yang ditemui di jalan kerap memaki-makinya dengan kata-kata menyakitkan.
"Ketika ia berjalan dengan pakaian wanita dan berpenampilan wanita, akan mudah bagi saya untuk menganggapnya sebagai wanita.
Itu membuat hubungan kami menjadi lebih baik." ujarnya.
Baca Juga: Sudah dari Sononya Tempramental, Isa Zega Sebut Perangai Rizky Billar Susah Diubah
GridPop.ID (*)