GridPop.ID - Terkuak fakta bahwa ayah Tiko, Herman Mudji Soesanto sempat menitip pesan akan kembali pulang ke rumah mewahnya.
Sayangnya, keinginan tersebut batal kesampaian lantaran Herman sudah meninggal.
Mengutip Kompas.com, hal tersebut dibeberkan oleh seorang kuli panggul bernama Agung Sunardi (60).
Diketahui kisah Tiko viral belakangan ini lantaran jasanya dalam merawat sang ibu, Eny yang menderita depresi selama belasan tahun.
Bahkan kediaman Tiko dan Ibu Eny terbengkalai meski sebenarnya begitu mewah.
Rumah yang tertelak di Cakung, Jakarta Timur tersebut juga masih dihuni meski tanpa listrik dan air.
Belakangan satu per satu fakta di balik kisah Tiko dan Ibu Eny terungkap.
Termasuk soal hubungan rumah tangga Eny dan Herman.
Agung yang pernah terlibat dalam hidup keluarga Tiko membongkar soal rumah tangga Eny dan Herman.
Ia menceritakan kejadian saat Herman meninggalkan rumah mewah yang berlokasi di Kompleks PLN, Jatinegara, Cakung, Jaktim 13 tahun silam.
Dikatakan bahwa tak terlihat ada konflik antara orang tua Tiko.
Agung ingat dengan kejadian kala itu lantaran ia menjadi kuli panggul yang ikut mengangkut barang yang dibawa Herman.
"(Saat itu) tidak ada masalah sih. Damai-damai saja," kata Agung saat ditemui di rumah Eny dan Tiko, Senin (9/1/2023).
Bahkan Eny dan Herman sama-sama memilihkan barang apa saja yang dapat dibawa ke Madiun, Jawa Timur.
"Kesannya damai saja tidak ada masalah. Ibu (Eny) juga nunjukkin barangnya yang mau dibawa ke Madiun," tutur Agung.
Adapun barang-barang yang diangkut Herman yakni lemari, kasur, hingga perabotan rumah tangga.
Di sisi lain, ayah Tiko pernah mengungkap keinginan akan kembali ke rumah mewah itu.
"Bapaknya Tiko waktu itu ikut mobil. Pesan sama saya, (katanya) nanti tiga tahun lagi saya ke sini, mau nyunatin Tiko," ujar Agung di Cakung, Senin (9/1/2023), dilansir dari TribunJakarta.com.
Sayangnya, ucapan tersebut tak pernah terwujud hingga akhir hayat Herman.
Agung mengatakan bahwa tak ada lagi pesan yang disampaikan Herman selain ingin mengkhitan Tiko.
"Enggak, cuma berpesan 'aku tiga tahun lagi aku ke sini. Temui saya, pak. Paling saya nyunatin anak saya.' Begitu," ucapnya menirukan Herman.
Sementara itu dilansir dari Tribunnews.com, tetangga turut buka suara perihal kondisi Eny yang mengalami depresi.
Tjahja Krisna (56) menerangkan bahwa sedari dulu keluarga Tiko memang dikenal ramah dan mudah bergaul dengan warga skeitar.
Namun, Eny dikatakan mulai mengasingkan diri sejak 2015.
"Ibu Eny mengasingkan diri lebih kurang 2015an lah.
Udah di dalam aja dengan kondisi rumah nggak ada listrik nggak ada air," kata Tjahja, Selasa (10/1/2023).
Sejak saat itu pula, Eny sering menolak saat tetangga sekitar atau pengurus RT hendak memberikan bantuan.
Tjahja pun tak mengetahui pasti penyebab Eny menjadi sosok yang cenderung penyendiri seperti yang ia lihat saat itu.
"Padahal kita maksudnya mau pendataan, ada penyuluhan apa, diajak pengajian tapi mungkin mamahnya Tiko membatasi diri maunya dirumah aja," ucapnya.
"Sebelum 2015 masih biasa aja, masih wajar lah. Tapi makin kesini kok makin begitu.
Pak RT, pengurus dan warga dari RW juga kan gak kurang kurang pas masuk ke situ (rumah Tiko dan Eny), sementara tanggapannya seperti itu," ujarnya.
"Waktu itu tetangga juga ada yang membantu memberikan satu lampu tapi karena satu dan lain hal akhirnya gak lanjut," kata dia.
"Air pun sampai saat ini masih ada lah warga yang bantu bahasanya se-ember dua ember untuk keluarga Tiko," sambungnya.
GridPop.ID (*)