GridPop.ID - Aksi Kepala Desa atau Kades yang demo menuntut jabatan 9 tahun sukses menjadi sorotan.
Tak hanya itu, salah satu Kades wanita juga mencuri perhatian karena penampilannya.
Kades Bogor tampil cetar demo pakai kacamata LV.
Tak hanya itu, Kades Bogor ini rupanya juga miliki koleksi tas branded di rumahnya.
Dilansir dari laman tribunnewsbogor.com, media sosial dihebohkan dengan penampilan kepala desa ( kades) wanita di Kabupaten Bogor saat demo di DPR.
Tampak dalam video yang beredar di Twitter, seorang kades wanita mengenakan pakaian dinas, kerudung hitam dan kacamata memegang kamera.
Ia bersama dengan kades wanita lainnya menyuarakan tuntutan masa jabatan kades jadi 9 tahun.
Mereka terlihat berdiri di tengah jalan yang sedang ditutup lalu lintasnya.
"Maju untuk 9 tahun, merdeka! Pertahankan 9 tahun!," teriak para kades wanita tersebut.
Kemudian terlihat di belakang mereka beberapa kades pria yang lewat mencoba ikut menyapa.
"Merdeka!," teriak seorang pria mengenakan pakaian dinas dari arah belakang.
Mendengar itu, para kades wanita pun tampak tertawa, termasuk yang merekam video.
Ia pun lalu mengajak kades pria itu untuk ikut dalam video yang sedang mereka buat.
"Sini, ikutan enggak? Mau ikutan enggak?," katanya.
"Dari mana, bu? Bogor ya?," tanya seorang kades pria.
"Bogor iya," jawab kades wanita tersebut.
"Kendal ini bu, Semarang," kata kades pria.
"Halo Kendal, Semarang," sapa kades wanita tersebut.
"Halo Bogor, Kabupaten Bogor," kata kades pria balik menyapa.
"Pertahankan untuk 9 tahun, merdeka!," teriak kades wanita yang memegang kamera lagi.
Baca Juga: Hamish Daud Bagikan Momen di Atas Ranjang Bareng Raisa, Warganet sampai Salfok: lagi..lagi..lagi
Teriakannya itu pun disambil kata 'merdeka' oleh para kades lainnya.
"Matur suwun, matur suwun sanget," kata kades wanita itu.
Diketahui ia adalah Kepala Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Wiwin Komalasari.
Penampilan Wiwin Komalasari di video tersebut pun menjadi sorotan netizen.
Mengapa tidak, ia tampil sangat modis, bahkan mengenakan barang mewah saat melakukan demo di DPR tersebut.
Pada video itu, Wiwin Komalasari tampak mengenakan kacamata dengan brand ternama, yakni Louis Vuiton.
Video itu juga diunggah oleh Wiwin Komalasari di akun TikToknya, weichen140916.
Dilihat dari akun TikToknya itu, Wiwin Komalasari cukup aktif dan sering membagikan beragam video.
Pengikutnya pun sudah banyak, yakni 160 ribu followers.
Selain tampilannya yang modis, Wiwin Komalasari juga kerap mengenakan barang-barang mewah.
Ia mengenakan bross berlogo brand ternama Channel, kemudian kerudung dengan logo brand yang sama.
Selain itu, yang juga jadi sorotan yakni saat Wiwin Komalasari membuat video di rumah mewahnya.
Beberapa aksesoris yang ia kenakan juga jadi sorotan karena harganya tidak murah.
Mulai dari jam tangan, kacamata hingga perhiasan yang kerap berganti-ganti.
Bahkan ada video yang memperlihatkan tas-tas mewahnya.
Di video itu, terlihat dua orang wanita yang sepertinya ART Wiwin sedang membersihkan tas-tas miliknya.
Tas itu disimpan di lemari kaca ukuran besar, dan di atasnya dipajang dus berwarna oranye khas brand tas ternama Hermes.
Terlihat ada puluhan tas dengan warna dan model yang beragam.
Mulai dari warna hitam, kuning, biru, pink, merah, putih, biru muda, cokelat, dan lain sebagainya.
Pada video itu dituliskan komentar netizen yang minta diperlihatkan tas mewahnya.
"spill koleksi tas nya bunda cantik," kata seorang netizen.
Ia pun lalu memamerkan video barisan tas-tas mewahnya tersebut.
Video itu pun ramai dikomentari oleh netizen yang penasaran.
Bahkan ada yang menyebut koleksi tas milik wiwin itu seperti milik Dewi Perssik.
Mendes Ungkap Awal Mula Wacana Jabatan Kades 9 Tahun, Sebut Ada Ketegangan di Desa
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertingal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengungkap awal mula wacana perpanjangan masa jabatan kepala desa (kades) menjadi 9 tahun.
Halim mengatakan, wacana itu bermula dari diskusi panjang sejak akhir 2021 mengenai dinamika politik di desa-desa.
Menurutnya, salah satu tim sukses calon kades yang menang menyampaikan kesulitannya dalam melakukan konsolidasi pembangunan.
“Karena friksinya (gesekan) masih terlalu tinggi ketegangannya,” kata Halim saat menghubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (25/1/2023) malam.
Halim menjelaskan, seorang kades yang terpilih tidak bisa menang secara mutlak. Mereka yang memperoleh suara terbanyak dinyatakan menang.
Ia mencontohkan, ketika terdapat 4 calon kades, sosok yang mendapatkan 30 persen suara saja bisa menang.
Ketika 3 calon yang tidak terpilih berkumpul, gabungan suara atau dukungan mereka menjadi 70 persen.
“Sementara di desa tidak ada sistem akomodasi politik,” ujar Halim. Politikus PKB itu menuturkan, ketegangan pasca pemilihan kades (pilkades) lebih kental daripada pemilihan bupati, gubernur, maupun pilpres.
Sebab, orang-orang yang terlibat dalam pilkades kerap bersinggungan.
Tim sukses calon kades yang menang dan kalah pun bertemu setiap hari. Hal ini berbeda dengan pemilihan setingkat bupati hingga presiden.
Mereka jarang bertemu dan euforianya dengan cepat menghilang.
“Ada syukuran sedikit yang kalah dengar dan enggak diundang dan seterusnya. Sudah lah, dinamikanya cukup tinggi. Nah, dari situ sebenarnya cerita mulanya,” tutur Halim. GridPop.ID (*)