“Ya Muhammad! Allah mengucapkan salam kepadamu. Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!”
Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Setelahnya, Nabi pun menyampaikan hal itu.
Lantas, orang badui itu berkata.
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” katanya.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” tanya Nabi.
"Tentu saja, jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran ampunannya,“ jawab orang itu.
“Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!“ ujar dia.
Sontak, ketika mendengar ucapan orang Arab badui itu, Rasulullah pun menangis.
Beliau mengingat dan merenung, betapa benar kata orang badui itu.
Dikisahkan, air mata beliau meleleh membasahi janggutnya.