Meskipun kondom tidak dapat sepenuhnya melindungi dari herpes genital, tapi pernyataan CDC menyebutkan bahwa minimal cara itu bisa mengurangi risiko infeksi dan penularan.
3. Pasangan dengan HIV
Jika pasangan memiliki viral load yang tidak terdeteksi, artinya tingkat HIV dalam darahnya di bawah ambang batas, mereka tidak dapat menularkan virus saat berhubungan seks.
Namun, orang dengan HIV tetap perlu meminum obat antiretroviral (ART) untuk mengelola penyakitnya supaya tidak berkembang dan menularkan ke pasangan.
"Salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan jika pasangan terkena HIV-positif adalah membantunya agar memastikan bahwa dia patuh pada pengobatan yang dijalani,” kata Marguerita Lightfoot, Ph.D., Direktur Pusat Studi Pencegahan AIDS.
Di sisi lain, jika pasangan memiliki viral load yang terdeteksi, kita juga bisa minum pil profilaksis prapajanan (PrEP) sekali sehari untuk mengurangi risiko tertular HIV.
Menurut CDC, obat satu ini bisa mengurangi risiko penularan HIV hingga 99 persen.
Obat antivirus ini bekerja dengan memblokade enzim yang disebut HIV reverse transcriptase.
Ketika enzim diblokade, HIV tidak dapat berkembang dan mereproduksi sel-selnya di dalam tubuh.
Tentu saja seperti dalam catatan CDC, kondom juga merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah penularan HIV.
Kondom lateks adalah yang paling tahan lama, jadi ini adalah garis pertahanan terbaik agar tidak tertular.
Untuk orang-orang dengan alergi lateks, kondom poliuretan (plastik) atau poliisoprena (karet sintetis) bisa dijadikan alternatif.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tips Bercinta untuk Cegah Penularan Penyakit Kelamin dari Pasangan"
Baca Juga: Benarkah Berhubungan Intim saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran? Begini Kata Dokter
(*)