Padahal awalnya Bora hendak melamar ibu Ira, tapi justru ditolak.
Ibu Ira lantas menawarkan Bora agar mempersunting anaknya.
"Awalnya Bora melamar ibunya tapi sang ibu menolak malah menawarkan anak gadisnya untuk dinikahi dan atas persetujuan keduanya, maka pernikahan dilangsungkan" kata Kepala Desa Bana, Ishak.
Ternyata Ira menerima lamaran Bora.
Pria itu memberikan mahar berupa satu hektar tanah dan uang tunai sebesar Rp 10 juta.
Tak sedikit yang menuding bahwa Ira hanya mengincar harta Bora.
"Banyak yang bilang saya matre, kejar harta kekayaan suami.
Sementara kami hidup sederhana, rumah kami kecil dan sesuai dengan kebutuhan kami sebagai petani di kampung," kata Ira.
Melansir Tribun Bone, tapi ternyata pernikahan pasangan tersebut belum tercatat di KUA.
KUA menyebut bahwa pernikahan tersebut dilangsungkan secara siri dan belum diakui negara.