Find Us On Social Media :

Populasi Menurun Drastis, Universitas di China Canangkan Libur Seminggu Agar Para Mahasiswa Cari Pacar

By Ekawati Tyas, Senin, 3 April 2023 | 10:46 WIB

Ilustrasi pacaran

GridPop.ID - Sebuah universitas di China memberi waktu libur untuk para mahasiswa agar mencari pacar.

Bukan tanpa alasan, kebijakan tersebut dibuat universitas lantaran tingkat kelahiran di China menurun drastis dalam beberapa wahun terakhir.

Melansir Kompas.com, kebijakan ini salah satunya dijalankan oleh Perguruan Tinggi Kejuruan Terbang Mianyang.

Perguruan tinggi tersebut adalah satu dari sembilan perguruan tinggi yang dijalankan oleh Grup Pendidikan Fan Mei.

Sekolah ini pertama kali mengumumkan liburan musim semi pada 21 Maret, yang memiliki fokus khusus pada romansa seperti dilansir dari Komo News.

Waktu libur tersebut berlangsung sejak 1 April hingga 7 April.

Pihak terkait mendorong siswa belajar mencintai alam, kehidupan, dan menikmati cinta melalui liburan musim semi.

"Saya berharap siswa dapat pergi melihat air dan pegunungan hijau dan merasakan nafas musim semi.

Ini tidak hanya akan memperluas wawasan siswa dan menumbuhkan sentimen mereka, tetapi juga memperkaya dan memperdalam konten pengajaran di kelas," kata Liang Guohui, wakil dekan Sekolah Kejuruan Terbang Mianyang.

Siswa yang libur bukan hanya diberikan pekerjaan rumah, tapi juga harus menulis buku harian, merekam pertumbuhan pribadi dan merekam video perjalanan mereka, dilansir dari China Youth Daily.

New York Times mewartakan, sejumlah 9,56 juta orang lahir di China tahun lalu, sedangkan 10,41 juta orang meninggal dunia.

Baca Juga: Biodata Artis Anthony Xie, Pemeran Billy di Sinetron Cinta setelah Cinta, Pernah Berkarier di China dan Taiwan

Ini adalah pertama kalinya kematian melebihi jumlah kelahiran sejak Lompatan Jauh ke Depan, eksperimen ekonomi yang gagal oleh mantan diktator Mao Zedong yang berlangsung dari akhir 1950-an hingga awal 1960-an.

Reuters melaporkan China memiliki kebijakan satu anak antara tahun 1980 dan 2015.

Pejabat menaikkan batas menjadi tiga anak pada tahun 2021, tetapi pasangan masih enggan memiliki anak bahkan selama penguncian Covid-19.

Alasan pasangan muda banyak memilih childfree yakni, biaya pengasuhan anak tinggi, pendapatan rendah dan ketidaksetaraan gender.

Mengutip Tribun Batam, populasi penduduk di China merosot hingga 850 ribu jiwa.

Turunnya populasi penduduk di China ini diketahui terjadi setelah 60 tahun atau sejak tahun 1961.

Bahkan China disebut telah memasuki era pertumbuhan populasi negatif.

China dilaporkan memiliki jumlah penduduk sebanyak 1,41175 miliar orang pada akhir tahun 2022.

Jumlah ini menurut kata Biro Statistik Nasional pada hari Selasa (17/1/2023) lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 1,41260 miliar seperti dilansir Guardian dari Kompas.com.

Ini menunjukkan populasi China turun 850.000 yang menandai periode panjang penurunan populasi, meskipun ada upaya besar pemerintah untuk membalikkan tren tersebut.

Wakil Ketua Komite Urusan Pertanian dan Pedesaan Kongres Rakyat Nasional, Cai Fang menjelang rilis data mengatakan, populasi China telah mencapai puncak penurunan pendusuk pada tahun 2022, jauh lebih awal dari yang diperkirakan.

Baca Juga: Istrinya Tiba-tiba Minum Racun Tikus hingga Tewas, Sang Suami Syok saat Baca Riwayat Chat Pasangannya dengan Pria Lain

Selama beberapa tahun belakangan, Pemerintah China berupaya mendorong masyarakat agar memiliki lebih banyak anak dan mencegah krisis demografis yang membayangi yang disebabkan oleh populasi yang menua.

Kebijakan baru berupaya meringankan beban keuangan dan sosial dalam mengasuh anak, atau secara aktif memberikan insentif untuk memiliki anak melalui subsidi dan keringanan pajak.

GridPop.ID (*)