Memilih Hidup Sendirian dan Jadi Pahlawan
Nabi Samson pergi meninggalkan kaumnya yang dianggapnya sangat sulit untuk diajak berubah itu, tapi ia tetap mencintai Israil, terutama kaumnya yang lemah dan harus dibela.
Akhirnya, ia pun menyendiri, itulah jalan hidup yang diambil Syam’un, hidup mengasingkan diri di sebuah gua pedalaman hutan.
Di sana ia melakukan meditasi dengan disiplin yang berat, sesuai sumpahnya kepada Allah. Beribadah terus menerus, tapi juga melindungi kaumnya tanpa terlihat.
“Dan apabila ia mendengar adanya praktik kezaliman penguas atau bangsa penjajah asing pada Bani Israil, ia akan menghancurkan kejahatan itu pada malam hari dengan sekejap. Ia jadi sosok pahlawan misterius bagi Bani Israil,” tulisnya hal. 244.
Ia pun memilih menjaga kaumnya sendirian dan tidak ada yang tahu. Hingga ia pun dikisahkan tidak punya pengikut hingga wafat.
Kisah Lailatul Qadar
Kisah Samson atau Syam’un ini turun temurun sejak zaman sebelum Rasulullah. Dikisahkan oleh Ibnu Katsir dalam Qisasul Anbiya' atau kisah para Nabi, suatu ketika Nabi Muhammad mengisahkan sosok ini ketika para sahabat berkumpul.
Beliau pun mengisahkan kepada para sahabat tentang sosok seorang di padang mahsyar kelak, seorang yang Nabi dengan kekuatan besar dan memiliki kebaikan setara lebih dari 1.000 bulan.
Sosok itu adalah Syam’un Al-Ghozi, tapi ketika kelak di padang Mahsyar, cerita Nabi, ia sendirian dan tidak punya pengikut. Tapi, ia berada di surga.
“Bagaimana cara bisa berbuat kebaikan seperti Syam’un?” tanya para sahabat.
Lantas, malaikat Jibril pun datang dan memberi tahu Nabi, umat beliau nantinya bisa juga mendapatkan hal tersebut dengan ibadah di malam lailatul qadar, ibadah dengan pahala setara 1.000 bulan, seperti kisah Nabi Samson atau Syam’un Al-Ghozi. Wallahu a’lam.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas TV dengan judul 'Samson Ternyata Nabi Bernama Syam un, Kisahnya Lekat dengan Lailatul Qadar'