Menurut Arfik, penyebab pikun akut pada jemaah haji lansia umumnya karena gangguan penyesuaian karena perbedaan cuaca yang ekstrem, suasana pesawat terbang, hotel, masjid dan lingkungan di Tanah Suci.
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan tidak ada pendamping dari keluarga, gagal adaptasi dengan rombongan kloter, dehidrasi, gangguan elektrolit, infeksi, masalah nutrisi, penyakit kronis yang tidak terkontrol.
“Jemaah haji lansia yang mulai mengalami penurunan daya ingat, penting untuk selalu didampingi dan dimonitor tersendiri terkait kondisinya serta pemeriksaan dokter ahli,” tutur Arfik.
Tips menjaga kesehatan untuk jemaah haji lansia
Dr. Arfik membagikan kiat bagi jemaah haji lansia agar tetap bugar dan bisa menjalankan ibadah haji dengan lancar, antara lain:
- Istirahat cukup, minimal 8 sampai 9 jam dalam sehari
- Hindari aktivitas fisik berlebihan dan jangan memaksakan diri, sesuaikan dengan kondisi tubuh dan kesehatan
- Cukupi cairan dan cegah dehidrasi. Jangan tunggu haus, upayakan untuk minum setiap 15 menit sekali. Pilih jenis cairan yang tidak terlalu dingin agar tidak terjadi perubahan suhu tubuh ekstrem
- Cukupi kebutuhan nutrisi harian. Pastikan asupan yang dikonsumsi sehari-hari terdiri atas protein, karbohidrat, lemak sehat, dan vitamin. Pilih makanan segar, bukan makanan instan dan mengandung bahan pengawet. Untuk jemaah haji dengan diabetes melitus, hindari berlebihan mengonsumsi kurma dan minuman manis
- Upayakan untuk aktif bersosialisasi dengan lingkungan kloternya. Hal ini berguna untuk menghindari stres, cemas, berpikir positif, dan mencegah penurunan daya ingat
- Untuk jemaah haji yang memiliki komorbid atau penyakit kronis dan harus mengonsumsi obat setiap hari, selalu bawa obat dan konsumsi secara tertib sesuai anjuran dokter
- Selalu gunakan alat perlindungan diri dari cuaca panas seperti payung, topi, kacamata, tabir surya. Gunakan masker jika berada di keramaian, kecuali saat tawaf
“Jemaah haji lansia yang mengalami gangguan kesehatan, segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan kloter. Jangan mengabaikan gejala gangguan kesehatan sekecil apa pun,” pesan Arfik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Penyakit Ini Sering Bikin Jemaah Haji Lansia Dirawat di Tanah Suci"
GridPop.ID (*)