Find Us On Social Media :

Salah satunya Hubungan Seksual yang Kasar, Ini 7 Penyebab Vagina Bengkak yang Harus Diwaspadai Wanita

By Andriana Oky, Kamis, 15 Juni 2023 | 16:45 WIB

Ilustrasi vagina bengkak

GridPop.ID - Tak banyak wanita menyadari jika vagina bisa bengkak.

Kondisi vagina bengkak seringnya terjadi di bagian luar yang disebut vulva.

Umumnya kondisi ini disebabkan oleh iritasi atau aktivitas seksual yang tidak sehat.

Melansir Kompas.com, berikut beberapa penyebab vagina bengkak.

Mengalami reaksi alergi

Pembengkakan pada vulva bisa disebabkan oleh reaksi alergi karena penggunaan produk tertentu, seperti sabun, tampon, losion tubuh, hingga kondom yang berbahan lateks.

Pembengkakan umumnya terjadi ketika kamu menggunakan jenis produk yang baru, namun penggunaan produk yang lama juga bisa menyebabkan reaksi alergi.

Jika vulva tiba-tiba mengalami pembengkakan, khususnya ketika menggunakan produk yang baru, segera hentikan penggunaannya dan mencari bantuan medis.

Mengalami iritasi

Penggunaan produk tertentu yang mengandung bahan kimia umumnya akan memicu terjadinya iritasi, seperti detergen, parfum, hingga sabun.

dr Boyke juga menyarankan jika wanita tak perlu menyemprotkan parfum pada miss V.

Baca Juga: Vagina Robek hingga Penis Patah, Berikut Deretan Cedera Paling Umum saat Lakukan Hubungan Intim

"Gak usah di situ (Miss V) dikasih minyak wangi karena wanginya sudah begitu," kata dr Boyke dikutip dari TribunHealth.com.

Menyemprotkan parfum ke area miss V justru dapat membahayakan organ intim dan kondisi wanita itu sendiri.

"Itu gak bener, itu menjadi bahaya karena daerah disitu (vagina) dengan adanya alkohol dan sebagainya bisa mengundang kuman juga," pungkasnya.

Melakukan hubungan seksual dengan kasar

Hubungan seksual yang dilakukan dengan kasar juga bisa menyebabkan luka pada jaringan vagina sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Menurut seksolog dr Boyke pasangan suami istri atau pasutri sangat penting sebelum melakukan hubungan seksual harus dimulai dengan rasa saling mencintai bukan hanya bermodal nafsu semata.

"Harus dilakukan suami istri dengan rasa saling mencintai tidak bisa melakukan hubungan seks itu hanya karena nafsu," katanya dikutip dari TribunHealth.com.

Ia juga menyarankan agar para suami istri tidak melewatkan foreplay.

"Dimulai dari foreplay yang cukup, permainan pendahuluan yang dinikmati itu adalah proses perjalalanannya, menyentuh, mencium, meraba, menjilat, mengusap, meremas itu yang mesti dilakukan baru akhir endingnya adalah penetrasi Mr P ke dalam Miss V," sambung dr Boyke.

Mengidap kista duktus

Gartner Duktus terbentuk ketika bayi masih di dalam kandungan dan akan hilang dengan sendirinya ketika bayi dilahirkan.

Baca Juga: Salah Satunya Nyeri saat Berhubungan Intim, Ini 5 Tanda Vagina Tak Sehat dan Cara Menjaga Kesehatan Miss V

Kista duktus Gartner umumnya tidak berbahaya, namun bisa menjadi iritasi atau menyebabkan rasa nyeri dan bengkak di dalam vagina sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman.

Kondisi ini perlu diatasi dengan melakukan prosedur operasi sehingga gejala yang muncul bisa hilang.

Mengidap kista Bartholin

Kelenjar Bartholin terletak di kedua sisi bukaan vagina dan berguna untuk melembapkan serta melumasi vagina.

Kista bisa muncul pada kelenjar Bartholin dan menjadi terinfeksi. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di kulit sekitar vagina.

Cairan di dalam kista yang berukuran kecil umumnya bisa hilang sendiri, namun ukuran kista yang besar perlu diatasi dengan prosedur medis.

Mengalami selulitis

Selulitis adalah infeksi bakteri di bagian dalam kulit yang bisa menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan rasa perih.

Kondisi ini bisa dialami ketika bakteri masuk ke dalam luka pada kulit di sekitar vagina, seperti karena mencukur rambut vagina.

Selulitis bisa diatasi dengan membersihkan area yang terluka secara teratur dan mengonsumsi antibiotik yang diberikan oleh dokter.

Mengalami vaginosis bakterialis

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Kista Vagina yang Perlu Kamu Tahu, Yuk Waspada Mulai Sekarang!

Penumpukan bakteri jahat di dalam vagina bisa menyebabkan vaginosis bakterialis yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan dan keputihan yang berbau tajam.

Kondisi ini umumnya bisa membaik dengan sendirinya. Namun, dokter juga akan memberikan antibiotik untuk mempercepat penyembuhannya.

GridPop.ID (*)