"Setelah dibuka barangnya masih utuh dan kemasannya tertulis 1980an," bunyi tulisan tersebut.
"Seperti menemukan mesin waktu," tambahnya seolah kagum dengan penemuan barang-barang jaman dulu itu.
Mahasiswa raup omzet Rp 380 juta dari toko kelontong
Kisah lain soal toko kelontong dari seorang gadis muda yang merupakan mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada.
Berbekal keuletan dan kegigihan dalam menjalankan usaha Elsa mampu bertahan menjalankan usaha dari nol hingga mencapai hasil yang luar biasa.
Dikutip dari Kompas.com, Elsa mendirikan toko kelontong di garasi rumahnya yang berlokasi di Kaliurang Barat pada September 2017, kala itu ia masih menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia mengaku awalnya hanya bermodalkan kemauan untuk memulai sebuah usaha. Pasalnya, Elsa bercerita kalau dirinya tidak memilik modal finansial sama sekali. Sehingga, untuk menjalankan usaha tersebut ia meminjam uang dari orangtua.
Ia pun meminjam Rp 32 juta untuk belanja keperluan perlengkapan toko dan produk yang akan dijual. Elsa lantas menamai toko kelontongnya dengan nama Warung Bu Woro yang mengambil nama dari sang ibu.
Dari yang awalnya hanya menjual barang-barang kebutuhan pokok, Elsa memperluas jualannya dengan produk kebutuhan tersier lainnya.
Hingga akhirnya di bulan Desember 2017 saat momen liburan, kunjungan wisatawan ke kawasan Kaliurang meningkat berimbas pada penjualan tokonya yang turut melonjak tajam dan omzet mengalami kenaikan.