Pelepasan prolaktin terkait dengan perasaan kepuasan seksual, yang sekaligus memediasi "waktu pemulihan" bagi pria, yakni jeda sebelum bisa berhubungan lagi.
Selain itu, penelitia juga menunjukkan bahwa pria yang kekuragan prolaktin memiliki waktu pemulihan yang lebih cepat.
Tingkat prolaktin secara alami lebih tinggi selama tidur.
Ini terbukti ketika hewan yang disuntik dengan bahan kimia tersebut menjadi cepat mengantuk.
Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara prolaktin dan tidur, sehingga kemungkinan pelepasan hormon selama orgasme menyebabkan pria merasa mengantuk.
Tak sampai di situ, prolaktin juga menjelaskan mengapa pria lebih mengantuk setelah berhubungan seks daripada setelah masturbasi.
Sebuah penelitian menemukan bahwa terjadi peningkatan prolaktin hingga 400 persen lebih besar setelah hubungan seksual daripada masturbasi.
Menurut penelitian, ini menunjukkan bahwa hubungan seks lebih memuaskan secara fisiologis daripada masturbasi.
Kemudian, oksitosin dan vasopresin, dua bahan kimia lain yang dilepaskan saat orgasme, juga berhubungan dengan tidur.
Pelepasan dua bahan kimia ini sering kali menyertai melatonin, hormon utama yang mengatur jam tubuh kita.
Oksitosin juga dianggap mengurangi tingkat stres, yang sekali lagi dapat menyebabkan relaksasi dan kantuk.