Ritual mencuci benda pusaka ini memiliki makna tersendiri, yaitu membersihkan diri menyambut masa yang akan datang. Namun, jamasan pusaka ini umumnya digelar secara tertutup, alias tidak bisa dilihat oleh masyarakat umum.
4. Mubeng Beteng
Mubeng beteng atau Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng merupakan ritual malam satu Suro yang digelar oleh Keraton Yogyakarta.
Tradisi ini dijalani oleh peserta ritual yang nantinya akan berjalan kaki mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.
Saat menjalani ritual, peserta dilarang berbicara atau tapa bisu. Ritual mubeng beteng ini biasanya dilakukan pada tengah malam hingga dini hari malam satu Suro.
Para abdi dalem dan warga peserta ritual berjalan kaki sejauh kurang lebih lima kilometer mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta. Makna mubeng beteng adalah usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan serta membersihkan dan mengendalikan diri dari segala nafsu duniawi.
5. Tapa Bisu
Tapa bisu merupakan ritual dalam kirab, baik di Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta Hadiningrat, dan Pura Mangkunegaran.
Tapa bisu berarti selama menjalani ritual, peserta tidak diperbolehkan berbicara. Makna dari tapa bisu adalah untuk menjaga ucapan peserta kirab sehingga kirab tetap berlangsung secara sakral.
6. Sedekah Laut
Tradisi sedekah laut merupakan ritual yang digelar oleh masyarakat sekitar Pantai Baron dan Pantai Kukup, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.