GridPop.ID - Ada banyaki istilah baru yang mendadak viral di TikTok.
Seperti misalnya kata slow living yang belakangan ini juga viral di TikTok.
So, apa sih arti kata slow living yang viral di TikTok ini?
Baru-baru ini, kata slow living menjadi viral di TikTok hingga Twitter.
Viralnya kata slow living berawal dari video artis cantik Lulu Tobing yang mengisahkan kehidupannya yang santai.
Slow living menjadi salah satu istilah yang disebut oleh salah satu akun Twitter pada Minggu (16/7/2023).
Sementara itu, istilah slow living digunakan sebagian besar orang untuk menyebut suatu konsep gaya hidup di kalangan masyarakat tertentu.
Dalam cuplikan sebuah video, Lulu Tobing mengaku dirinya menikmati kehidupan yang tanpa kesibukan pekerjaan, tanpa kompetisi dan ambisi, serta tidak memikirkan kekhawatiran tertentu.
"Lulu Tobing adalah wakil dari kami para penganut indahnya ‘Slow Living’ yang tidak punya ambisi berlebih dalam hidup," tulis pengunggah.
Istilah slow living juga disebut oleh akun lain, Senin (17/7/2023).
"Konteks slow living di convo di atas itu sama dengan istilah we’re comfortable," tulisnya.
Baca Juga: Arti Kata Samsul dan Ordal yang Viral di TikTok, Erat Kaitannya dengan Politik
Hingga Selasa (18/7/2023), unggahan video tersebut telah tayang sebanyak 2,9 juta kali, dibagikan 2.458 kali, dan disukai 6.652 pengguna Twitter.
Lalu, apa yang dimaksud dengan konsep hidup slow living?
Inilah arti kata slow living
Dilansir dari komunitas Slow Living London yang menerapkan gaya hidup tersebut, slow living merupakan konsep pola pikir milik seseorang yang menyusun gaya hidup yang lebih bermakna dan menyesuaikan dengan apa yang paling dia anggap berharga dalam hidup.
Artinya, orang yang menerapkan gaya hidup ini tidak akan beraktivitas atau bekerja terlalu cepat.
Sebaliknya, mereka melakukan sesuai kecepatan yang dirasa mampu dilakukan.
Mereka akan memperlambat aktivitas, melakukan kegiatan lebih sedikit, dan memprioritaskan waktu yang melakukan hal-hal yang paling penting baginya.
Sebaliknya, slow living merupakan lawan dari gaya hidup hustle culture yang membuat orang-orang bekerja melebihi batas waktu dan tanpa berhenti untuk mencapai kesuksesan yang dituju.
Sejarah konsep slow living
Gaya hidup serba lambat ini dimulai pada 1980-an di Italia.
Saat itu, penulis Carlo Petrini dan sekelompok aktivis membentuk gerakan Slow Food untuk memprotes pembukaan gerai McDonald's di jantung Kota Roma.
Slow Food merupakan sebuah gerakan untuk mempertahankan tradisi makanan daerah.
Hingga sekarang, gerakan ini masih terus ada dan bekerja melindungi tradisi pembuatan makanan, mempromosikan upah adil bagi produsen, mendorong kenikmatan makanan berkualitas baik, dan terlibat dalam aktivitas seputar keberlanjutan.
Kemudian pada 2004, penulis Carl Honoré terinspirasi dari gerakan Slow Food.
Ia lalu mempopulerkan konsep hidup dengan lambat tersebut kepada publik.
Honoré mendalami gerakan Slow Food yang ternyata memicu gerakan hidup pelan di kehidupan masyarakat, termasuk pekerjaan, hobi, mengasuh anak, dan rekreasi.
Sejak saat itu, konsep hidup lambat atau slow living terus berkembang dan diterapkan oleh masyarakat dunia.
Manfaat slow living
Menurut komunitas Log Off Movement, gaya hidup slow living membuat nilai yang dimiliki setiap orang tidak hanya diukur dari keberhasilan karier.
Sebaliknya, kehidupan pribadi akan menjadi prioritas.
Kondisi ini baik untuk kesehatan karena kesibukan membuat tubuh lelah dan mudah merasa depresi atau kecemasan.
Slow living juga membuat orang yang melakukannya punya waktu luang lebih banyak untuk keluarga dan teman, serta memprioritaskan hubungan yang bermakna lebih dalam di antara rekan kerja di kantor.
Bagi lingkungan, slow living membuat orang-orang memiliki waktu luang untuk menghabiskan waktu di alam.
Mereka jadi punya waktu lebih untuk memperhatikan dan menjaga kondisi ekosistem.
Langkah untuk memulai slow living
Ada beberapa kebiasaan yang dapat diterapkan untuk menjalani slow living sebagai gaya hidup sehari-hari, seperti:
- Batasi waktu menggunakan media sosial dan menonton TV atau komputer
- Jalan-jalan di luar ruangan dan berolahraga dengan santai
- Menghabiskan waktu untuk istirahat di akhir pekan atau saat liburan
- Masak dan makan bersama keluarga atau teman
- Menikmati dan mengembangkan hobi
- Prioritaskan tidur
- Melakukan aktivitas yang ingin dilakukan
- Berkomunikasi dengan tetangga dan membangun komunitas.
Sebagai catatan, slow living tidak berarti malas-malasan dan tidak melakukan apa-apa.
Namun, orang yang menerapkan gaya hidup ini memilih tetap produktif sesuai dengan kemampuannya.
(*)