"Ini (menunjukkan bagian jari kaki tangannya) patah tiga. Aku tidak bisa pakai high heels semenjak itu," sambung Gita Sinaga.
Saa itu dirinya juga melakukan rontgen dan benar-benar dinyatakan mengalami patah tulang secara medis.
"Emang patah, bunyi krek langsung tidur lagi. Beneran patah, secara medis patah," tegas Gita Sinaga.
"Jadi gini, pernah rep-repan kan? Pas bangun kayak dipaksa tidur lagi, sudah diri kayak jatuh gitu, gede langsung kirain keseleo, ternyata patah." tegasnya.
"Dokternya sampai bilang, 'Kamu nggak main futsal kan?' Karena yang patah di bagian situ biasanya karena main futsal. Sekarang udah membaik cuma jadi nggak enak aja pakai heels," jelasnya.
Penyebab ketindihan
Dilansir oleh kompas.com dari Medical News Today, untuk memahami penyebab ketindihan, ada pembagian fase tidur yang perlu diketahui terlebih dulu.
Tidur pada dasarnya dapat dibagi dalam empat fase, yakni tahapan tidur paling ringan (setengah sadar), tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan rapid eye movement (REM).
Fase tidur inilah yang bisa menjadi dasar proses terjadinya ketindihan atau kelumpuhan tidur.
Pertama, seseorang dari keadaan sadar (saat hendak tidur) akan beralih ke fase tidur paling ringan, tapi kemudian tiba-tiba langsung melompat ke fase REM (mimpi).
Dua tahap tidur pun terlewati, yakni tidur lebih dalam dan tidur paling dalam.