GridPop.ID - Video cone meleyot di tengah jalan viral di TikTok.
Diketahui kejadian tersebut terjadi di jalan wilayah Akpol, Kota Semarang.
Video cone meleyot ini diunggah akun TikTok @devanandhika.
"Sepanas apa kota kalian? Semarang nih, traffic cone aja sampai meleyot," begitulah suara narator dalam video tersebut yang dikutip melalui TribunJateng.com.
Saat berita ini ditayangkan video tersebut sudah ditonton lebih dari 3,6 juta kali.
Tampak sederet cone berwarna orange berjejer di tengah jalan meleyot.
Unggahan video tersebut dibanjiri beragam komentar warganet.
"panas semarang bisa buat masak nasi," komen akun @Xvierro
"Semarang nya daerah mana dl..kalo daerah Semarang bawah mmg panas sekali...tp Semarang atas engga," timpal akun @irmacahyanti7.
"Semarang panasnya nyelekit di kulit (emoji)" timpal akun @zainunalfikry.
Penjelasan BMKG
Kepala Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah Iis Widya Harmoko membenarkan cuaca memang sedang panas, namun belum tergolong ekstrem.
"Suhu (Kota Semarang) memang panas, tapi ini belum seberapa. Pengukuran 34-35 derajat Celcius di bulan Agustus ini, belum sampai mencapai 36 derajat Celcius," kata Iis Widya Harmoko melalui telepon, Selasa 22 Agustus 2023.
Menurutnya bulan berikut cuaca bisa semakin panas.
"Kalau mau dibandingkan bulan berikutnya bakal lebih panas lagi," imbuhnya.
Bahkan cuaca ekstrem di Semarang akan mencapai suhu 39,5 derajat celcius di bulan November mendatang.
"Suhu Kota Semarang pernah meningkat di puncak tertinggi yakni 39,5 derajat Celcius pada tahun 2015 dan 39,4 di tahun 2019. Itu memang tahun Elnino," tandas Iis.
Hal senada juga disampaikan oleh BMKG pusat sejak bulan April 2023 kemarin.
Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan bahwa Indonesia berada di wilayah tropis, di mana sepanjang tahun suhu temperatur rata-ratanya adalah 25 derajat Celsius di pagi hari dan 33-34 derajat Celsius di siang hari.
Meskipun demikian, ada dua periode dalam satu tahun ketika Matahari melintas dan mendekati Khatulistiwa.
Ia menyampaikan bahwa biasanya Matahari akan melintas di khatulistiwa pada Maret dan September setiap tahunnya.
"Jadi, periode panas yang dirasakan sekarang di Indonesia akhir-akhir ini adalah konsekuensi dari gerak semu Matahari yang berlangsung biasanya pada April dan Mei setiap tahunnya yang berakibat pada temperatur suhu menjadi lebih hangat dari biasanya," tandasnya.
Dampak dari adanya suhu panas tersebut yakni masyarakat jelas lebih merasa gerah.
Hal tersebut terjadi karena suhu cuaca menjadi sedikit lebih tinggi dari biasanya.
Selain itu, gerah yang dirasakan oleh masyarakat juga terjadi karena uap air dari transisi musim hujan ke musim kemarau.
"Jadi ketika temperatur suhu naik, lalu kelembapan udara juga masih tinggi, maka itu membuat rasa tidak nyaman yang akhirnya dirasakan masyarakat menjadi gerah," ungkapnya.
GridPop.ID (*)