Alasan yang dikemukakan oleh mereka ternyata lebih banyak bersifat kejiwaan (psikologis) daripada fisik (fisiologis), misalnya:
- Takut mati mendadak pada saat orgasme
- Rasa cemas
- Tertekan (depresi)
- Libido menurun lebih banyak dari keluhan nyeri dada (angina pektoris)
- Sesak napas maupun impotensi
Pendapat yang sama juga dialami oleh para pasangan penderita gangguan jantung.
Rasa takut mati mendadak rupanya telah menghantui mereka, apalagi kerap diberitakan kasus mati mendadak pada seseorang saat menggauli pekerja seks.
Padahal, kasus tersebut terbilang jarang. Dari Jepang dilaporkan hanya 0,6 persen atau 34 dari 5.559 kasus mati mendadak terjadi saat senggama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Amankah Penderita Gangguan Jantung Berhubungan Badan?"
GridPop.ID (*)