Namun di luar dugaan, sang istri ternyata sangat malas bekerja di rumah dan sering meminta uang untuk berbelanja, belanja boros, dan sering bertengkar dengan suaminya.
Sekeras apapun ia berusaha, sang suami tidak bisa menuruti keinginannya.
Alhasil sang suami yang sekarang pun sudah tidak tahan lagi dan berniat menceraikan istrinya, yang mana artinya ia akan menjadi mantan suaminya yang ke-6.
Dia kemudian membawa cerita tentang mahar sebesar 300 ribu yuan itu ke pengadilan dan memintanya kembali, namun kenyataannya, uang itu segera dihabiskan wanita itu dan tidak meninggalkan sisa, termasuk tabungan.
Pria itu hanya bisa menyesali kehilangan seluruh uang yang ia gunakan untuk menikahi istri yang dikiranya "lembut" demi dirinya.
Di Tiongkok, ketika beranjak dewasa, seseorang harus mementingkan pernikahan dan memiliki anak.
Pria yang sukses harus memiliki karir dan keluarga yang bahagia untuk dinafkahi.
Oleh karena itulah praktek menikahi wanita di Tiongkok sangatlah penting, salah satu buktinya adalah ketika seorang pria menikah, ia harus “membayar uang” atau disebut juga dengan mas kawin.
Mas kawin sendiri merupakan sejumlah uang yang pantas untuk dikirim ke keluarga mempelai wanita di pesta pernikahan.
Harga pengantin sudah termasuk uang tunai dan hadiah lainnya seperti emas dan perhiasan untuk diberikan kepada keluarga pengantin wanita.
Semakin banyak uang, semakin pria tersebut mencintai istrinya dan ingin menikahinya.