Reza pun mencontohkan salah satu jenis pengakuan palsu adalah pengakuan yang dilakukan secara sukarela atau voluntary false confession.
Dia mengatakan pengakuan semacam ini hanya bertujuan untuk menutupi kesalahan pelaku lain.
"Yang bersangkutan perlu dikorek agar memberikan informasi yang berkualitas. Dari sisi psikologi forensik, dalam setting interograsi, informasi yang berkualitas harus lengkap dan akurat," ujarnya.
Lebih lanjut, Reza mengaku prihatin lantaran kemampuan polisi dalam mengungkap kasus pembunuhan justru mengalami penurunan secara global ketika di saat yang bersamaan teknologi investigasi semakin canggih.
Berkaca dari hal ini, Reza pun mempertanyakan kualitas investigasi polisi dalam kasus pembunuhan ibu-anak ini lantaran terungkap bukan karena hasil kerja kepolisian tetapi justru dari pengakuan pelaku.
"Bahkan terungkapnya kasus ini bukan dicapai oleh proses investigasi kepolisian, melainkan berkat 'kebaikan' pelaku," tuturnya.
"Jadi kita mau bilang apa? Pelaku memang cerdas, atau pada dasarnya kemampuan investigasi polisi yang perlu di-upgrade?" sambung Reza.
Di sisi lain, Reza juga mempertanyakan terkait temuan terbaru dari polisi yaitu adanya percikan darah korban di salah satu baju tersangka lain yaitu suami dan ayah korban, Yosep.
Menurutnya, jika darah korban sudah ditemukan sejak dulu, maka penetapan tersangka tidak perlu menunggu pengakuan dari yang bersangkutan.
"Kalau sudah ditemukan sejak dulu, maka semestinya pendalaman hingga penetapan tersangka sepertinya sudah bisa dilakukan sejak dulu juga," ujarnya.
Reza mengatakan jika polisi tidak menjelaskan temuan darah korban tersebut, maka akan menimbulkan kesan menciptakan barang bukti demi syarat penetapan tersangka.
Baca Juga: Awalnya Dikira Pembunuhan, Pasangan Mesum Terciduk Warga Beraksi di Semak-semak, Begini Endingnya