GridPop.ID - Kabar duka kembali menyelimuti dunia hiburan Tanah Air.
Kabar duka ini datang dari salah satu artis lawas, Nanie Darham.
Nanie Darham dikabarkan meninggal dunia setelah menjalani prosedur operasi sedot lemak.
Operasi sedot lemak itu diketahui terjadi dua bulan setelah Nanie Darham melahirkan.
Melansir dari TribunJabar.id, kabar kematian Nanie Darham muncul setelah dia menjalani operasi sedot lemak di sebuah klinik di Jakarta Selatan.
Usut punya usut, biaya yang dikeluarkan untuk prosedur tersebut mencapai Rp300 juta.
Tragisnya, dugaan malapraktik muncul sebagai penyebab kematiannya selama prosedur tersebut.
Ibu dari dua anak tersebut meninggal saat menjalani perawatan liposuction di salah satu klinik kecantikan di Jakarta Selatan pada Oktober lalu.
Kuasa hukum keluarga korban, Hartono Tanuwidjaja, memberikan keterangan melalui video di media sosial yang mengungkapkan bahwa Nanie melakukan operasi sedot lemak dua bulan setelah melahirkan anak bungsunya.
Meskipun, dokter kandungannya sebenarnya menyarankan untuk menunda tindakan bedah kecantikan tersebut setidaknya enam bulan setelah persalinan.
Meskipun diberi saran untuk menunggu, Nanie Darham tergoda untuk segera menjalani bedah kosmetik tersebut setelah berkonsultasi di klinik kecantikan.
Baca Juga: 15 Menit Sebelum Diwisuda, Mahasiswi Ini Mendadak Terima Kabar Duka, Sang Ayah Meninggal Dunia
Proses tersebut dijelaskan sebagai operasi ringan, umum, dan dapat dilakukan dengan bius lokal.
"Salah satu dokter di klinik menyatakan sanggup melaksanakan operasi liposuction meskipun Nani baru melahirkan dua bulan," ujar Hartono, yang menambahkan bahwa kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan.
Sebelumnya, kasus malapraktik tersebut telah dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan pada 22 Oktober 2023 dengan nomor laporan: LP/B/3201/X/2023/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya. N
amun, selama sebulan penanganan kasus ini, belum ada laporan perkembangan yang signifikan dari pihak berwajib.
Menariknya, Nanie Darham sebelumnya telah menjadi sorotan publik karena terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.
Pada tahun 2020, dia ditangkap polisi karena menjadi pengedar narkoba.
Meskipun tergolong sosok kaya, Sapta Maulana, wakil direktur narkoba Polda Metro Jaya AKBP, tidak menyebutkan faktor ekonomi sebagai alasan di balik tindakan tersebut.
"Tajir kok dia," ujar AKBP Sapta pada saat itu.