"Pengakuan di RS Kramat Jati pihak yang memandikannya juga bilang 'baru pertama saya ngeliat anak dimandiin tersenyum'," ucapnya.
Jejen menerangkan, selama merawat membesarkan anaknya, ia selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan dan juga selalu mengarahkan anaknya menjadi ahli agama.
Meski kini putranya telah tiada, Jejen mengaku sudah ikhlas dengan kepergian sang anak.
"Makanya saya bangga, engga sia-sia saya mondokin anak saya," pungkasnya.
Kronologi kejadian
Diwartakan TribunnewsBogor.com, saksi rekan korban memaparkan kronologi insiden berdarah tersebut.
Mulanya rekan korban sedang jalan kaki hendak ke konter HP.
Baca Juga: Jengkel Berkali-kali Pergoki Ayang Selingkuh, Pria Lakukan Pembacokan hingga Korban Meninggal
Kemudian Baim datang mengendarai sepeda motor dan mengajak rekannya tersebut untuk berangkat barsama-sama berboncengan dan korban memilih untuk dibonceng.
"Di tengah perjalanan di Jalan Raya Pasar Lama, pelajar sekolah yang diduga SMK Pandu beramai-ramai menggunakan 7 sepeda motor dengan boncengan 3 (datang) dari arah berlawanan," kata Kompol Suminto dalam keterangannya saat dikonfirmasi, Jumat (1/12/2023).
Kemudian salah satu pengguna sepeda motor yang diduga pelajar SMK Pandu ini menghampiri dengan membawa senjata tajam jenis celurit.
Senjata tajam tersebut kemudian diayunkan ke arah Baim hingga mengenai leher Baim.
"Di tengah perjalanan korban terjatuh kemudian saksi meminta tolong kepada warga dan korban dibawa ke Puskesmas Ciampea," kata Kompol Suminto.
Setelah korban dibawa ke Puskesmas, korban dinyatakan meninggal dunia karena sudah terlalu banyak mengeluarkan darah.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: Viral Remaja Bawa Celurit Bacok Pria yang Dekati Mantan Pacar, Cemburu karena Belum Move On