“(Tekanan) bisa dalam bentuk cemooh, cibiran, diomongin sama tetangga sama lingkungannya, digosipkan, dirumorkan. Nah, itu tekanan eksternal yang secara tidak langsung berpengaruh kepada sikap pelaku tersebut,” ujar Rakhmat.
Rakhmat berujar, pada akhirnya, faktor-faktor tersebut terakumulasi dan menimbulkan pikiran tidak rasional.
Pelaku kemudian melampiaskan hal itu kepada anak-anaknya.
Panca sempat melakukan KDRT terhadap D istrinya, empat hari sebelum ia membunuh keempat anaknya.
Seorang warga bernama Titin Rohmah (49) menyebutkan jika D dibawa ke rumah sakit setelah mendapat KDRT dari Panca.
"Awalnya hari Sabtu KDRT, istrinya di KDRT dibawa ke rumah sakit," kata Titin dikutip dari TribunJakarta.com
Titin menjelaskan kala itu adik pelaku datang ke rumah dengan tujuan untuk mengantar D ke kantornya.
"Pertama datang adiknya mau nganter kerja (istri pelaku) ke kantor. Dipanggil nggak keluar, pas ditendang pintu istrinya lagi digebukin Pak Panca," lanjutnya.
Adik pelaku sempat memanggil Titin untuk meminta pertolongan. Titin pun segera mendatangi rumah yang dihuni pelaku dan korban.
Ketika itu Titin melihat kondisi D yang sudah babak belur.
Bahkan, menurut Titin, D sampai muntah darah akibat dipukuli suaminya.
"Adiknya manggil ibu, 'tolong tolong katanya'. Ibu datang lah ke sana. Istrinya sudah pada benjol jidatnya, ada tiga atau empat, muntah darah," papar dia.
GridPop.ID (*)
Baca Juga: GEGER Bapak di Jagakarsa Diduga Bunuh 4 Anaknya, Kondisi Terduga Pelaku Jadi Sorotan